Efek Samping dan Interaksi Obat Gliclazid
Efek samping gliklazid yang paling sering terjadi adalah hipoglikemia. Sedangkan efek samping yang fatal tetapi jarang terjadi adalah Stevens-Johnson syndrome (SJS)/toxic epidermal necrolysis (TEN).
Glikazid juga dapat berinteraksi dengan berbagai obat, terutama dengan miconazole, di mana penggunaan bersamaan dikontraindikasikan, karena meningkatkan efek hipoglikemia.[1]
Efek Samping
Gliklazid memiliki beberapa efek samping pada berbagai sistem organ, seperti endokrin, kardiovaskular, respirasi, sistem saraf pusat, gastrointestinal dan genitourinaria yang dijabarkan sebagai berikut:
- Endokrin dan metabolik, yaitu hipoglikemia (paling umum), hiperglikemia, hiperlipidemia, gangguan metabolisme lipid, dan peningkatan enzim laktat dehidrogenase
- Kardiovaskular, seperti hipertensi, angina pectoris, dan edema perifer
- Respirasi, seperti bronkitis, rinitis, faringitis, infeksi saluran pernapasan atas, batuk, pneumonia, dan sinusitis
- Saraf pusat, seperti cephalgia, pusing, depresi, insomnia, dan neuralgia
- Integumen, biasanya jarang terjadi, seperti dermatitis, ruam makulopapular, ruam morbilliform, pruritus, angioedema, eritema, sindrom Stevens–Johnson (Stevens-Johnson syndrome/SJS), dan nekrolisis epidermal toksik (toxic epidermal necrolysis/TEN)
- Gastrointestinal, seperti diare, konstipasi, gastroenteritis, nyeri perut, gastritis, dan mual
- Genitourinaria, seperti infeksi saluran kemih[16,34]
Selain efek samping di atas, terdapat efek samping lainnya, seperti:
- Neuromuskuloskeletal, yaitu nyeri punggung, artralgia, astenia, artropati, myalgia, arthritis, dan tendonitis
- Penglihatan, seperti konjungtivitis dan gangguan penglihatan (jarang)
- Pendengaran, seperti otitis media
- Renal, yaitu peningkatan serum kreatinin dan blood urea nitrogen (BUN)
- Hematologi (jarang), seperti anemia, leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, pansitopenia, anemia hemolitik, eritrositopenia
- Hepatobilier (jarang), seperti kolestasis, hiperbilirubinemia, hepatitis, peningkatan enzim hepar[16,34]
Interaksi obat
Secara garis besar, interaksi obat lain dengan gliklazid dapat meningkatkan risiko hipoglikemia (misalnya mikonazol, fenilbutazon, alkohol), meningkatkan glukosa darah (misalnya danazol, chlorpromazine, glukokortikoid, salbutamol, terbutaline, barbiturat seperti thiopental, estrogen, progesteron), dan mengakibatkan glukosa darah tidak stabil (misalnya golongan fluoroquinolone).[1,16]
Penggunaan bersamaan dengan obat lain yang dapat berinteraksi dengan gliklazid memerlukan pengawasan glukosa darah selama dan sesudah pengobatan. Pemberian dengan obat lain juga memerlukan penyesuaian dosis gliklazid. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa ada obat tertentu yang dikontraindikasikan pemakaiannya dengan gliklazid, seperti mikonazol, asam aminolevulinate, mekamilamin, dan mitiglinide.[1,16]
Tabel 3. Interaksi Obat dengan Gliklazid
Interaksi Obat | Nama Obat |
Meningkatkan efek hipoglikemik sufonilurea | Mikonazol, Phenylbutazone, Alcohol |
Meningkatkan kadar gula darah | Danazol, Chlorpromazine, Glukokortikoid, Salbutamol, Terbutaline, Barbiturat, Estrogen dan Progesteron. |
Sulfonilurea dapat meningkatkan efek antikoagulan dari antagonis vitamin K. Antagonis vitamin K dapat meningkatkan efek hipoglikemik dari sulfonilurea. | Antagonis vitamin K (misalnya warfarin) |
Menyebabkan kadar gula darah tidak stabil | Fluoroquinolone |
Sumber: dr. William Sumoro, 2020[1,16]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli