Kontraindikasi dan Peringatan Gliclazid
Gliklazid dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap gliklazid atau komponennya, dan peringatan yang perlu diawasi yaitu kejadian hipoglikemia setelah pemberian.
Kontraindikasi Penggunaan Gliklazid
Kontraindikasi penggunaan gliklazid yang utama adalah hipersensitivitas terhadap gliklazid, sulfonilurea atau sulfonamida lainnya, atau terhadap komponennya.
Selain itu, berikut adalah kondisi di mana gliclazid tidak boleh digunakan:
Diabetes mellitus tipe 1, ketoasidosis diabetik, prekoma dan koma diabetes
- Gangguan renal atau hepatik yang parah. Dalam kondisi tersebut, penggunaan insulin disarankan
- Kondisi–kondisi stres (misalnya infeksi serius, trauma, bedah)
- Penggunaan bersamaan dengan mikonazol (sistemik atau gel oromukosal)
- Kehamilan dan ibu menyusui[1,16]
Peringatan
Selama pengobatan gliklazid, perlu memperhatikan beberapa efek samping seperti hipoglikemia, insufisiensi ginjal dan hati, kontrol glukosa darah buruk,
Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat terjadi setelah administrasi sulfonilurea. Beberapa kasus hipoglikemia dapat parah dan berkepanjangan. Rawat inap mungkin diperlukan dan pemberian glukosa.[1]
Pemilihan pasien dan meresepkan dosis gliklazid perlu dilakukan secara hati–hati dengan arahan yang jelas kepada pasien untuk mengurangi risiko hipoglikemia. Obat ini harus diresepkan kepada pasien yang memiliki asupan makanan rutin (termasuk sarapan).[1,18]
Faktor–faktor yang meningkatkan risiko hipoglikemia:
- Pasien menolak atau tidak dapat bekerja sama (terutama pada usia lanjut)
- Malnutrisi
- Waktu makan yang tidak teratur, melewatkan waktu makan, periode puasa atau perubahan pola makan
- Ketidakseimbangan antara latihan fisik dan asupan karbohidrat
- Insufisiensi ginjal atau insufisiensi hati berat
- Overdosis obat anti diabetes
- Gangguan endokrin tertentu, seperti gangguan tiroid, hipopituitarisme, dan insufisiensi adrenal
- Pemberian obat–obatan tertentu secara bersamaan[1,18]
Insufisiensi Ginjal dan Hati
Insufisiensi ginjal atau hati yang parah dapat mempengaruhi farmakokinetik dan/atau farmakodinamik gliklazid dan insufisiensi hati dapat menurunkan kemampuan glukoneogenesis. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan risiko hipoglikemia yang parah. Episode hipoglikemia dapat berlangsung lama dan perlu adanya penatalaksanaan yang tepat dan cepat.[1]
Kontrol Glukosa Darah yang Buruk
Pengendalian glukosa darah pada pasien yang mendapatkan pengobatan antidiabetes dapat dipengaruhi oleh St. John's Wort (hypericum perforatum), demam, trauma, infeksi atau intervensi bedah. Dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan untuk menghentikan pengobatan antidiabetes dan memberikan insulin.[1]
Efikasi dari agen antidiabetik oral, termasuk gliklazide, berkurang dari waktu ke waktu pada banyak pasien. Ini mungkin disebabkan oleh progresivitas penyakit, atau karena berkurangnya respons terhadap pengobatan. Fenomena ini dikenal sebagai kegagalan sekunder.
Kegagalan sekunder perlu dibedakan dengan kegagalan primer, di mana suatu obat tidak efektif sebagai lini pertama terapi. Akan tetapi, perlu mempertimbangkan penyesuaian dosis dan kepatuhan diet sebelum mengklasifikasikan pasien sebagai kegagalan sekunder.[1]
Kadar Gula Darah yang Tidak Stabil (Disglikemia)
Ketidakstabilan kadar glukosa darah, termasuk hipoglikemia dan hiperglikemia dapat terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang menerima pengobatan bersamaan dengan fluoroquinolone, terutama pada pasien usia lanjut.[1]
Alergi Sulfonamida
Obat–obatan yang mengandung sulfonamida merupakan kontraindikasi pada pasien dengan reaksi alergi sulfonamida sebelumnya. Kemungkinan adanya risiko reaksi silang (cross–reactivity) dengan senyawa yang mengandung struktur sulfonamida (SO2NH2).[16,25]
Defisiensi Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase (G6PD)
Pengobatan pasien defisiensi G6PD dengan sulfonilurea dapat menyebabkan anemia hemolitik. Pada pasien dengan defisiensi G6PD harus digunakan secara hati–hati dan alternatif nonsulfonilurea harus dipertimbangkan.[1,18,25]
Intoleransi Laktosa
Pasien dengan intoleransi laktosa/galaktosa, malabsorbsi galaktosa, atau defisiensi laktase Lapp sebaiknya tidak menggunakan gliklazid, karena mengandung laktosa.[1]
Porfiria
Porfiria akut pernah dilaporkan pada terapi dengan sulfonilurea.[1,18]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli