Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Glipizide
Penggunaan glipizide pada kehamilan termasuk dalam kategori C oleh FDA. Pada ibu yang menyusui, data tentang ada tidaknya ekskresi glipizide ke dalam ASI masih belum diketahui dengan jelas.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): studi pada binatang percobaan memperlihatkan efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[2,4-6]
Glipizide ditemukan memiliki efek fetotoksik pada penelitian terhadap mencit dalam masa-masa perinatal yang kemungkinan diakibatkan oleh efek hipoglikemiknya. Seperti obat-obatan golongan sulfonylurea lainnya, glipizide tidak direkomendasikan sebagai terapi diabetes pada ibu hamil dan sebaiknya hanya digunakan saat keuntungannya lebih besar dari risikonya.[2,4-6]
Suatu panduan merekomendasikan penghentian glipizide paling tidak 1 bulan sebelum waktu taksir persalinan bila glipizide digunakan selama kehamilan.[2,4-6]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Sampai sekarang, belum ditemukan secara pasti apakah glipizide diekskresikan ke ASI. Namun, dokter harus mempertimbangkan adanya bukti bahwa obat-obatan lain dalam golongan sulfonylurea dapat masuk ke ASI.[2,4-6]
Karena adanya potensi hipoglikemia terhadap bayi, keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan terapi dengan glipizide pada ibu menyusui harus dibuat berdasarkan pertimbangan klinis yang menyeluruh.[2,4,5]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur