Pengawasan Klinis Tirzepatide
Pengawasan klinis tirzepatide perlu mencakup parameter kontrol glikemik. Pada beberapa kasus, juga telah dilaporkan adanya reaksi hipersensitivitas terkait tirzepatide.[1,3-5]
Reaksi Hipersensitivitas
Lakukan pemantauan reaksi hipersensitivitas, ruam, gatal, anafilaksis, dan angioedema, terutama pada pasien dengan riwayat alergi sebelumnya.[1,3-5]
Kontrol Glikemik
Lakukan pemantauan kadar HbA1C dan berat badan pada setiap kunjungan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan HbA1C dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali bergantung pada kondisi pasien.[1,4,8]
Efek Samping Terapi
Lakukan pemantauan terhadap efek samping, seperti gejala gastrointestinal dan peningkatan kadar lipase dan amilase asimtomatik sebagai penanda terjadinya pankreatitis akut, terutama jika diberikan peningkatan dosis tirzepatide.[1,4,8]
Potensi Kanker Tiroid
Lakukan edukasi terkait potensi risiko kanker tiroid medullary thyroid carcinoma (MTC) dengan penggunaan tirzepatide. Jelaskan gejala tumor tiroid seperti massa di leher, disfagia, dispnea, dan suara serak persisten.
Pemantauan rutin serum kalsitonin atau USG tiroid memiliki nilai yang tidak pasti untuk deteksi dini. Namun, apabila dalam pemeriksaan fisik ditemukan nodul tiroid dan pemeriksaan penunjang serum kalsitonin >50 ng/ L, maka diperlukan penilaian diagnostik lebih lanjut.[1,4,8]
Fungsi Ginjal
Pemantauan fungsi renal diperlukan saat memulai atau meningkatkan dosis tirzepatide pada pasien dengan gangguan renal yang melaporkan adanya reaksi efek samping gangguan gastrointestinal yang berat.[1,4,8]
Retinopati Diabetik
Pemantauan pasien dengan riwayat retinopati diabetik diperlukan terkait perkembangan retinopati diabetik yang dialami selama terapi tirzepatide.[1,4,8]