Efek Samping dan Interaksi Obat Tirzepatide
Sebagian besar pengguna tirzepatide tidak mengalami efek samping yang signifikan. Gangguan gastrointestinal merupakan efek samping utama yang sering dilaporkan. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan dengan obat oral karena tirzepatide memperlambat pengosongan lambung.[1,4,5,8]
Efek Samping
Efek samping umum yang terjadi dari penggunaan tirzepatide, meliputi glukosa darah <54 mg/ dL, mual, diare, dan penurunan napsu makan.[1,8]
Gangguan Gastrointestinal
Reaksi efek samping merugikan pada gastrointestinal dilaporkan lebih sering terjadi pada pasien yang diobati dengan tirzepatide daripada plasebo. Beberapa efek samping gastrointestinal yang dapat terjadi, antara lain mual, muntah, diare, konstipasi, penurunan napsu makan, nyeri abdomen, perut kembung, distensi abdomen, serta penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease).[1,3,5,8]
Gangguan Hepatobilier
Penggunaan tirzepatide dikaitkan dengan risiko terjadinya pankreatitis akut, kolelitiasis, dan kolesistitis. Waspada jika ditemukan gejala nyeri perut hebat saat menjalani terapi tirzepatide serta peningkatan asimtomatik dari kadar lipase dan amilase.[1,3,5,8]
Gangguan Kardiovaskular
Sinus takikardia telah dilaporkan terjadi sebagai efek samping dalam sistem kardiovaskular. Dalam kumpulan uji klinis, diketahui terapi dengan tirzepatide menyebabkan rata-rata peningkatan denyut jantung 2-4 denyut per menit dibandingkan dengan peningkatan rata-rata 1 denyut per menit pada pasien dengan plasebo.[1,8]
Gangguan Renal
Gangguan renal seperti cedera renal akut diketahui jarang dilaporkan, namun kemungkinan sekunder terjadi akibat dehidrasi terkait efek samping gastrointestinal. Gangguan renal dapat terjadi pada penderita dan riwayat penyakit ginjal kronik, sehingga pemantauan tanda-tanda dehidrasi perlu diperhatikan.[1,3,5,8]
Gangguan Dermatologi
Reaksi hipersensitivitas dilaporkan pada 3,2% pasien yang diobati dengan tirzepatide dibandingkan 1,7% dari pasien dengan plasebo. Selain itu, dalam uji klinis, diketahui reaksi hipersensitivitas terjadi pada 4,1% pasien yang diobati dengan tirzepatide yang memiliki antibodi anti-tirzepatide dan pada 3,0% pasien yang diobati dengan tirzepatide yang tidak mengembangkan antibodi anti-tirzepatide.[1,3,5,8]
Gangguan Okular
Pengguna tirzepatide dengan riwayat retinopati diabetik sebelumnya, harus diberi tahu bahwa gejala tersebut dapat memburuk untuk sementara jika kontrol glikemik membaik dengan cepat. Perhatian khusus diperlukan pada setiap perubahan penglihatan saat menggunakan terapi tirzepatide (agonis reseptor GLP-1).[1,3,5,8]
Gangguan Endokrin
Penggunaan tirzepatide meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia bergantung dosis yang diberikan. Risiko akan lebih signifikan bagi yang menjalani terapi insulin atau yang menggunakan obat sulfonilurea.[1,3,5,8]
Interaksi Obat
Interaksi obat tirzepatide terjadi dengan beberapa obat-obatan lainnya sehingga perlu perhatian khusus dalam penggunaannya.
Obat Pemicu Sekresi Insulin atau Insulin
Perhatian khusus saat menggunakan obat tirzepatide bersamaan dengan obat pemicu sekresi insulin (sulfonilurea) atau insulin karena risiko terjadinya hipoglikemia. Disarankan untuk mengurangi dosis obat sulfonilurea atau insulin jika digunakan bersamaan dengan obat tirzepatide.[3,5,8]
Obat Oral
Tirzepatide bekerja dengan menunda pengosongan lambung, sehingga berpotensi mengganggu absorpsi obat-obatan oral lain. Disarankan untuk memberikan perhatian khusus pada pengguna obat oral yang bergantung pada konsentrasi ambang untuk kemanjuran dan obat dengan indeks terapeutik yang sempit seperti warfarin ketika diberikan bersamaan dengan tirzepatide.
Selain itu, direkomendasikan untuk pasien yang menggunakan kontrasepsi hormonal secara oral untuk beralih ke metode kontrasepsi non-oral atau ditambahkan metode kontrasepsi selama 4 minggu setelah inisiasi dan selama 4 minggu setelah setiap peningkatan dosis tirzepatide.[3,5,8]