Farmakologi Tirzepatide
Secara farmakologi, tirzepatide merupakan obat antidiabetes golongan glucose-dependent insulinotropic polypeptide-1 (GLP-1) receptor agonist. Tirzepatide memiliki efek penurun glukosa dengan meningkatkan sekresi insulin serta menurunkan kadar glukagon.[3-5]
Farmakodinamik
Tirzepatide memiliki mekanisme kerja ganda, sebagai reseptor glucose-dependent insulinotropic polypeptide (GIP) dan agonis reseptor GLP-1. GIP merupakan hormon inkretin yang menginduksi sekresi insulin sebagai respon terhadap makanan, terutama oleh hiperosmolaritas glukosa di duodenum untuk membantu metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Sementara itu, agonis reseptor GLP-1 bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin dengan adanya peningkatan glukosa darah, menekan glukagon secara postprandial, menunda pengosongan lambung untuk menurunkan glukosa postprandial, serta menurunkan sekresi glukagon. Melalui mekanisme ini, efek farmakodinamik dari penggunaan tirzepatide dapat berupa penurunan konsentrasi glukosa puasa dan postprandial, penurunan asupan makanan, dan penurunan berat badan.[1,3,4]
Farmakokinetik
Profil farmakokinetik tirzepatide ditandai dengan absorpsi dan eliminasi yang lambat, menghasilkan waktu paruh yang lama. Setelah pemberian subkutan, absorpsi tirzepatide terjadi secara bertahap, sehingga menghasilkan konsentrasi plasma berkelanjutan yang memungkinkan kontrol glikemik yang konsisten.[1,3-5]
Absorpsi
Tirzepatide sediaan solusi injeksi yang diberikan secara injeksi subkutan memiliki bioavailabilitas sekitar 80% dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar serum puncak berkisar antara 8-72 jam. Konsentrasi plasma kondisi stabil tercapai setelah 4 minggu pemberian tirzepatide secara injeksi subkutan seminggu sekali.[1,3,4,8]
Efek kerja dari tirzepatide dapat menunda pengosongan lambung, sehingga dapat mempengaruhi penyerapan obat oral yang diberikan secara bersamaan. Direkomendasikan untuk berhati-hati dalam penggunaan tirzepatide bersamaan dengan obat oral lainnya.[1,3-5,8]
Distribusi
Setelah pemberian tirzepatide secara injeksi subkutan, diketahui rata-rata volume distribusi dalam keadaan stabil sebesar 9,5 L. Volume distribusi rata-rata pada penderita dengan diabetes mellitus tipe 2 diketahui sekitar 10,3 L. Sekitar 99% tirzepatide terikat pada protein terutama albumin.[1,4,8]
Metabolisme
Tirzepatide dimetabolisme oleh pembelahan proteolitik dari tulang punggung peptida, beta-oksidasi dari bagian asam lemak C20, dan hidrolisis amida.[1,4,8]
Eliminasi
Rute ekskresi utama tirzepatide adalah melalui urin dan feses, dalam bentuk metabolit. Obat induk yang tidak berubah tidak terdeteksi dalam urin dan feses.
Diketahui rata-rata klirens dari tirzepatide sekitar 0,061 L/ jam dengan waktu paruh eliminasi kira-kira 5 hari, sehingga memungkinkan pemberian dosis sekali seminggu.[1,3,4,8]