Farmakologi Karbon Aktif
Secara farmakologi, karbon aktif menyerap berbagai obat dan bahan kimia dalam tubuh dengan cara mengikat obat atau bahan kimia tersebut, sehingga bisa mengurangi efek obat atau racun secara sistemik.[1,2,8]
Farmakodinamik
Karbon aktif sebagai antidot bekerja dengan cara menyerap racun yang berada dalam fase cair (terlarut) melalui kontak langsung. Racun yang tertelan akan bersentuhan dengan karbon aktif jika belum diserap di lumen gastrointestinal. Racun juga mungkin bersentuhan dengan karbon aktif melalui resirkulasi toksin ke dalam lumen usus melalui resirkulasi enterohepatik. Racun juga mungkin bersentuhan dengan karbon aktif melalui resirkulasi entero-enterik lewat sekresi aktif atau difusi pasif.[1-4]
Absorbsi racun oleh karbon aktif didasarkan pada keseimbangan antara racun bebas dan kompleks karbon aktif bersama racun. Karbon aktif diketahui paling baik menyerap racun dalam bentuk nonionisasi. Molekul polar yang larut dalam air umumnya tidak terabsorbsi karena sifat farmakodinamik karbon aktif yang cenderung hanya menyerap racun organik nonpolar dan sulit larut dalam air.[1-4]
Sebagian besar racun yang tertelan akan mengalami penurunan penyerapan sistemik dengan adanya karbon aktif, termasuk paracetamol, aspirin, barbiturat, antidepresan trisiklik, teofilin, fenitoin, dan sebagian besar bahan anorganik dan organik. Karbon aktif tidak efektif untuk menyerap alkohol, logam seperti besi dan litium, elektrolit seperti magnesium, kalium, atau natrium, serta asam atau basa.[1-4]
Farmakokinetik
Karbon aktif oral tidak bisa diabsorbsi oleh sistem gastrointestinal. Karbon aktif bekerja di saluran gastrointestinal dalam bentuk yang tidak berubah. Karbon aktif tidak melalui metabolisme dalam tubuh dan akan dieliminasi melalui feses dalam bentuk yang tidak berubah.[1-3]