Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Prazikuantel
Prazikuantel (praziquantel) pada kehamilan dan wanita menyusui pada prinsipnya harus menimbang aspek manfaat yang melebihi risiko yang dapat terjadi. FDA memasukkan prazikuantel ke dalam kategori B untuk penggunaannya dalam kehamilan, sedangkan TGA B1. Kadar obat prazikuantel dalam air susu ibu sekitar seperempat dari kadarnya dalam serum maternal.
Penggunaan pada Kehamilan
Prazikuantel pada kehamilan masuk pada kategori B (FDA), artinya studi reproduksi pada hewan menunjukkan efek buruk pada fetus, dan belum ada cukup bukti ilmiah pada fetus manusia. Dan kategori B1 (TGA), maksudnya obat ini telah dikonsumsi oleh sejumlah wanita hamil, juga wanita usia reproduktif, dan tidak menunjukkan peningkatan frekuensi malformasi, atau dampak buruk, baik langsung maupun tidak langsung pada fetus. Studi pada hewan menunjukkan bahwa tidak ada bukti ilmiah terhadap adanya peningkatan kejadian kerusakan pada fetus. [5,12,13]
Literatur menyatakan bahwa pemberian prazikuantel aman bagi wanita hamil yang terinfeksi skistosoma, namun pemberiannya setelah trimester pertama kehamilan. Sedangkan, WHO menganjurkan pemberian obat ini pada wanita hamil tersebut, tanpa melihat trimester kehamilan, tetapi harus menimbang aspek manfaat terapi dibandingkan dengan risiko yang dapat ditimbulkan dari pengobatan tersebut. [17-19]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Kadar obat prazikuantel dalam air susu ibu sekitar seperempat dari kadarnya dalam serum ibu, sehingga FDA tidak menganjurkan ibu menyusui bayi apabila sedang menjalani terapi dengan obat ini. Menyusui dimulai kembali sedikitnya tiga hari setelah dosis terakhir. Namun, WHO menganjurkan meneruskan pemberian ASI pada bayi, bagi ibu yang menjalani terapi ini, dengan mempertimbangkan aspek manfaat pemberian ASI kepada bayi yang lebih daripada risiko yang dapat terjadi. [5,17,20]