Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Cefoxitin annisa-meidina 2025-05-16T13:55:53+07:00 2025-05-16T13:55:53+07:00
Cefoxitin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Cefoxitin

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Cefoxitin diindikasikan untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif dan gram negatif aerob maupun anaerob, termasuk infeksi intraabdomen, infeksi saluran kemih, infeksi ginekologi, serta sebagai profilaksis bedah pada prosedur gastrointestinal dan ginekologis. Dosis lazim untuk dewasa adalah 1–2 gram setiap 6–8 jam secara intravena, tergantung pada jenis dan beratnya infeksi.[2,3,6]

Indikasi

Cefoxitin dapat digunakan untuk berbagai kasus infeksi, termasuk infeksi intraabdomen, infeksi ginekologi, infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran napas bawah.[3]

Infeksi Tulang dan Sendi

Cefoxitin diindikasikan untuk pengobatan infeksi tulang dan sendi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, termasuk strain yang memproduksi penisilinase. Penggunaan ini direkomendasikan terutama pada kasus di mana patogen penyebab telah diidentifikasi dan terbukti sensitif terhadap cefoxitin.[3]

Infeksi Ginekologis

Cefoxitin digunakan untuk menangani infeksi ginekologis seperti endometritis, selulitis pelvis, dan penyakit radang panggul yang disebabkan oleh berbagai bakteri anaerob dan aerob seperti Streptococcus agalactiae, Escherichia coli, Neisseria gonorrhoeae, Bacteroides spp., Clostridium, Peptococcus niger, dan Peptostreptococcus.[3]

Infeksi Intraabdomen

Cefoxitin digunakan untuk mengobati infeksi intraabdomen termasuk peritonitis dan abses intraabdomen yang disebabkan oleh patogen aerob dan anaerob seperti E. coli, Klebsiella, Bacteroides spp., dan Clostridium.[3]

Infeksi Saluran Pernapasan Bawah

Cefoxitin dapat digunakan dalam pengobatan infeksi saluran pernapasan bawah seperti pneumonia dan abses paru yang disebabkan oleh patogen yang peka seperti S. aureus, S. pneumoniae, H. influenzae, E. coli, Klebsiella, dan Bacteroides. Penggunaan cefoxitin bergantung pada konfirmasi laboratorium sensitivitas bakteri untuk menjamin efikasi terapeutik.[3]

Septicemia

Cefoxitin merupakan pilihan terapi untuk septicemia yang disebabkan oleh kuman gram positif dan gram negatif seperti S. aureus, S. pneumoniae, E. coli, Klebsiella, dan Bacteroides spp. Penggunaan cefoxitin dalam kondisi ini memerlukan pemantauan ketat dan biasanya digunakan sebagai bagian dari terapi empiris awal sebelum hasil kultur tersedia.[3]

Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak

Cefoxitin diindikasikan untuk infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh bakteri seperti S. aureus, S. epidermidis, S. pyogenes, E. coli, Klebsiella, Proteus mirabilis, Clostridium, Bacteroides spp., Peptostreptococcus, dan P. niger.[3]

Infeksi Saluran Kemih

Cefoxitin digunakan dalam terapi infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh organisme gram negatif seperti E. coli, Klebsiella, Morganella morganii, Proteus mirabilis, P. vulgaris, dan Providencia spp.[3]

Profilaksis Perioperatif

Cefoxitin merupakan pilihan yang disarankan untuk profilaksis perioperatif pada prosedur ginekologis seperti histerektomi dan operasi saluran cerna, termasuk kolorektal dan apendektomi nonperforasi. Obat ini juga digunakan dalam pembedahan saluran empedu pada pasien berisiko tinggi.[3]

Gonore dan Infeksi Terkait (Off-Label)

Meskipun bukan terapi lini pertama, cefoxitin dapat digunakan secara off-label sebagai alternatif untuk pengobatan gonore tidak terkomplikasi pada serviks, uretra, atau rektum yang disebabkan oleh N. gonorrhoeae yang peka. Namun, CDC menekankan bahwa cefoxitin tidak menawarkan keunggulan dibandingkan ceftriaxone dan tidak direkomendasikan untuk gonore faringeal.

Untuk pengobatan gonore uretra, serviks, atau rektal inkomplikata, cefoxitin diberikan secara intramuskular dengan dosis 2 g sebagai dosis tunggal, dikombinasikan dengan probenesid oral 1 g untuk memperpanjang konsentrasi serum.

Pada penyakit radang panggul (PID), terapi awal diberikan secara IV 2 g setiap 6 jam, dikombinasikan dengan doxycycline 100 mg setiap 12 jam. Cefoxitin dapat dihentikan 24–48 jam setelah perbaikan klinis, dan terapi dilanjutkan dengan doxycycline oral hingga total 14 hari.

Alternatif rejimen adalah cefoxitin 2 g IM dosis tunggal plus probenesid oral, diikuti oleh doxycycline oral ± metronidazole oral selama 14 hari.[3]

Infeksi Mikobakterial (Off-Label)

Cefoxitin digunakan secara off-label untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium abscessus dan M. fortuitum, biasanya dalam kombinasi dengan agen lain seperti clarithromycin, amikacin, atau imipenem.

Dalam terapi kombinasi awal infeksi berat akibat Mycobacterium abscessus, seperti infeksi kulit, jaringan lunak, atau tulang, cefoxitin dapat diberikan hingga 12 g/hari dalam dosis terbagi.

Berdasarkan rekomendasi pedoman klinis, terapi IV ini dilakukan setidaknya selama 2 minggu hingga terjadi perbaikan klinis, dan dilanjutkan dengan total durasi terapi antimikobakteri selama 4 bulan untuk infeksi jaringan lunak, atau hingga 6 bulan untuk infeksi tulang.[3]

Dosis Dewasa

Secara umum, untuk infeksi inkomplikata, tanpa bakteremia atau kemungkinan kecil terjadi bakteremia, dosis cefoxitin yang dianjurkan adalah 1 g IV setiap 6–8 jam. Pada infeksi sedang hingga berat, peningkatan dosis menjadi 1 g setiap 4 jam atau 2 g setiap 6–8 jam dapat dipertimbangkan. Infeksi yang lebih parah seperti gangren memerlukan dosis lebih tinggi, yaitu 2 g setiap 4 jam atau 3 g setiap 6 jam.[3]

Dosis Untuk Profilaksis Perioperatif pada Dewasa: Bedah Ginekologi dan Obstetri

Pada tindakan seperti histerektomi (abdominal, vaginal, atau laparoskopik), cefoxitin diberikan 1–2 g IV dalam 0,5–1 jam sebelum insisi. Walau produsen obat menganjurkan pemberian tambahan 2 g setiap 6 jam hingga 24 jam pascaoperasi, bukti klinis menunjukkan bahwa dosis pascaoperatif biasanya tidak diperlukan.

Untuk sectio caesarea, dosis yang sama dapat diberikan sebelum insisi atau segera setelah penjepitan tali pusat; namun, beberapa studi menunjukkan bahwa pemberian preinsisional lebih efektif dalam mencegah infeksi. Dosis tambahan intraoperatif dapat diberikan bila prosedur berlangsung lama atau terjadi perdarahan berat, umumnya setiap 2 jam dari waktu dosis awal.[3]

Dosis Untuk Profilaksis Perioperatif pada Dewasa: Bedah Kolorektal dan Gastrointestinal Lain

Untuk prosedur kolorektal, apendektomi nonperforasi, atau pembedahan saluran cerna lain, dosis cefoxitin 1–2 g IV diberikan 30–60 menit sebelum insisi. Meskipun produsen obat mengizinkan pemberian ulang 2 g setiap 6 jam selama 24 jam pascaoperasi, sebagian besar kasus tidak memerlukan pemberian tambahan.

Jika operasi melebihi 3–4 jam atau terdapat kondisi yang menurunkan waktu paruh cefoxitin (seperti perdarahan hebat), dosis intraoperatif tambahan dapat diberikan, dihitung setiap 2 jam dari dosis awal. Prinsip utamanya adalah durasi profilaksis tidak boleh melebihi 24 jam dan tidak diperpanjang hingga drain atau kateter dilepas, karena tidak meningkatkan luaran pencegahan infeksi luka operasi.[3]

Dosis Anak

Cefoxitin diberikan secara intravena pada anak usia ≥3 bulan dengan dosis yang disarankan oleh produsen sebesar 80–160 mg/kg/hari, terbagi dalam 4–6 dosis. Pedoman American Academy of Pediatrics (AAP) lebih spesifik dalam membedakan beratnya infeksi:

  • Untuk infeksi ringan hingga sedang: 80 mg/kg/hari dalam 3–4 dosis terbagi
  • Untuk infeksi berat:160 mg/kg/hari dalam 4 dosis terbagi[3]

Dosis Untuk Profilaksis Perioperatif pada Anak

Untuk prosedur pembedahan kolorektal, apendektomi nonperforasi, atau operasi gastrointestinal lainnya, cefoxitin dapat diberikan secara IV dengan dosis 30–40 mg/kg yang diberikan 0,5–1 jam sebelum insisi. Meskipun produsen obat menyarankan pemberian ulang setiap 6-24 jam pascaoperasi, pemberian pascaoperatif umumnya tidak diperlukan.

Pada anak ≥1 tahun, sebagian klinisi menganjurkan dosis tunggal 40 mg/kg sebelum operasi. Jika prosedur berlangsung lebih dari 3–4 jam, terjadi kehilangan darah besar, atau terdapat faktor lain yang memperpendek waktu paruh obat, maka dosis intraoperatif tambahan dapat dipertimbangkan. Profilaksis tidak disarankan dilanjutkan lebih dari 24 jam atau sampai alat invasif dilepas karena tidak terbukti memberikan manfaat tambahan.[3]

Penyesuaian Dosis

Pada pasien dengan gangguan ginjal, cefoxitin dapat diberikan secara intravena maupun intramuskular dengan dosis awal (loading dose) 1-2 gr. Dosis pemeliharaan (maintenance dose) disesuaikan dengan derajat gangguan fungsi ginjal berdasarkan nilai klirens kreatinin (creatinine clearance/CrCl) berikut:

  • CrCl 30-50 ml/menit: 1-2 gr setiap 8-12 jam
  • CrCl 10-29 ml/menit: 1-2 gr setiap 12-24 jam
  • CrCl 5-9 ml/menit: 500 mg-1 gr setiap 12-24 jam
  • CrCl <5 ml/menit: 500 mg-1 gr setiap 24-48 jam.[2,6]

Pada pasien hemodialisis, cefoxitin dapat diberikan dengan dosis awal 1-2 gr segera setelah hemodialisis, kemudian dilanjutkan dosis pemeliharaan sesuai derajat derajat fungsi ginjal (CrCl).[2,3]

Referensi

2. MIMS. Cefoxitin. 2025. https://www.[2].com/indonesia/drug/info/cefoxitin?mtype=generic
3. ASHP. Cefoxitin. 2024. https://www.drugs.com/monograph/cefoxitin.html
6. Medscape. Cefoxitin (Rx). 2024. https://reference.medscape.com/drug/cefoxitin-342497

Formulasi Cefoxitin
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Pemeriksaan Appendicogram untuk Diagnosis Appendisitis
    Pemeriksaan Appendicogram untuk Diagnosis Appendisitis
  • Diagnosis Appendicitis: Sistem Skoring atau Penilaian Klinis?
    Diagnosis Appendicitis: Sistem Skoring atau Penilaian Klinis?
  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Apendektomi Laparoskopik VS Apendektomi Terbuka pada Appendicitis Akut
    Apendektomi Laparoskopik VS Apendektomi Terbuka pada Appendicitis Akut
  • Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
    Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 Februari 2024, 08:06
Batasan waktu untuk rencana tindakan appendectomy elektif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dok bila seorang pasien sudah terdiagnosa appendicitis akut dan direncanakan appendectomy elektif, kira2 apakah ada batasan waktu max berapa...
Anonymous
Dibalas 16 Oktober 2023, 08:23
Rujukan penanganan appendicitis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin tanya dok, pasien suspek appendicitis lebih tepat jika dirujuk ke spesialis penyakit dalam atau bedah ya?
dr.Euginia Natalia Bato
Dibalas 11 April 2023, 08:29
Penanganan awal pasien curiga endometritis di faskes primer
Oleh: dr.Euginia Natalia Bato
1 Balasan
Alo Dokter. saya punya pasien ibu Nifas hari ke 11 partisipasinya pervaginam di Puskesmas. Dibawa ke IGD PKM dg keluhan Demam tinggi sudah 3 hari, Nyeri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.