Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2022-09-01T10:08:34+07:00 2022-09-01T10:08:34+07:00
Erythromycin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Erythromycin

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Erythromycin atau eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolida yang digunakan dalam terapi pertusis dan difteri. Erythromycin juga dapat digunakan sebagai profilaksis infeksi okular pada neonatus yang lahir dari ibu terinfeksi klamidia atau gonore. Erythromycin dapat dipilih sebagai antibiotik alternatif bagi pasien dengan alergi penisilin.[1–5]

Erythromycin adalah antibiotik berspektrum luas, dan merupakan derivat Streptomyces erythreus. Efek terapi erythromycin secara primer bersifat bakteriostatik, yaitu menghambat pertumbuhan bakteri, dengan cara inhibisi sintesis protein. Namun, dalam konsentrasi yang lebih tinggi erythromycin juga dapat bersifat bakterisidal.[6,7]

Efek samping erythromycin yang umum dilaporkan adalah gangguan gastrointestinal, seperti nyeri abdomen, mual, muntah, diare dan anoreksia. Selain itu, erythromycin juga dapat menyebabkan pemanjangan interval QT, dan berisiko mencetuskan torsades de pointes. Aritmia yang terjadi dapat membaik dengan sendirinya, atau berlanjut menjadi fibrilasi ventrikel yang dapat menyebabkan henti jantung. Efek samping lain adalah hepatotoksisitas akibat erythromycin.[8,9]

Food and Drug Administration (FDA) memasukkan erythromycin ke dalam kategori B. Penggunaan obat ini pada wanita hamil sebaiknya hanya pada kondisi di mana manfaat bagi pasien lebih besar, dibandingkan risiko yang mungkin terjadi pada janin. Erythromycin dapat digunakan pada ibu menyusui, sebab hanya diekskresikan pada air susu ibu (ASI) dalam jumlah minimal.[8,10]

Kontraindikasi erythromycin adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap erythromycin maupun komponennya. Erythromycin juga tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat pemanjangan interval QT atau torsades de pointes. Kontraindikasi lain adalah pemberian erythromycin bersamaan dengan simvastatin dan lovastatin, sebab terdapat risiko miopati.[9,11]

Pengawasan klinis penggunaan erythromycin dapat dilakukan dengan pemeriksaan elektrokardiografi untuk mendeteksi aritmia atau fibrilasi ventrikel, serta pemeriksaan elektrolit, seperti kalium, magnesium, dan kalsium. Selain itu, pemantauan juga dilakukan terhadap gejala Clostridium difficile associated diarrhea (CDAD) dan kolitis pseudomembranosa, yang mungkin terjadi akibat pemakaian erythromycin.[9,10]

Pemeriksaan enzim hepar dan bilirubin juga mungkin diperlukan, sebab erythromycin dapat menyebabkan gangguan fungsi hepar atau hepatitis kolestasis. Selain itu, jika erythromycin diberikan bersamaan dengan golongan statin, lakukan pemeriksaan creatine kinase (CK) dan transaminase serum, karena adanya risiko rhabdomyolysis.[9,10]

Formulasi kimia erythromycin: C37H67NO13 [1]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Erythromycin

Perihal Deskripsi
Kelas Antiinfeksi[12,13]
Subkelas Antibakteri, makrolid[12,13]
Akses Resep[14]
Wanita hamil Kategori FDA: B, TGA: A[8,15]
Wanita menyusui Diekskresikan ke dalam air susu ibu[10,11]
Anak-anak Apabila perlu dan sesuai aturan[8,10]
Infant Apabila perlu dan sesuai aturan[8,10]
FDA

Approved[8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 12560, Erythromycin. 2022 https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Erythromycin
2. CDC. Pertussis (Whooping Cough): Clinical Treatment. 2019. https://www.cdc.gov/pertussis/clinical/treatment.html
3. CDC. Diphtheria: Clinicians. 2020. https://www.cdc.gov/diphtheria/clinicians.html
4. World Health Organization. WHO Guideline for the Treatment Chlamydia trachomatis. WHO. 2016. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/246165/9789241549714-eng.pdf
5. World Health Organization. WHO Guideline for the Treatment Neisseria gonorrhoeae. WHO. 2016. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/246114/9789241549691-eng.pdf
6. Drugbank. Erythromycin. 2022 https://go.drugbank.com/drugs/DB00199
7. Pfizer Canada. Erythromycin delayed release capsules USP. Pfizer. 2021 https://www.pfizer.ca/sites/default/files/202205/ERYC_PM_EN_258552_21-Apr-2022.pdf
8. American Society of Health System Pharmacists. Erythromycin. Drugs.com. 2022. https://www.drugs.com/monograph/erythromycin-systemic.html
9. Farzam K, Quick J. Erythromycin. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532249/
10. FDA. Erythromycin Tablets. Drugs.com. 2022 https://www.drugs.com/pro/erythromycin-tablets.html#s-34070-3
11. MedSafe NZ. ERA Filmtabs. 2021 https://www.medsafe.govt.nz/Profs/Datasheet/e/ERAcaptab.pdf
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Obat Esensial Nasional. 2017 http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-395-2017_ttg_Daftar_Obat_Esensial_Nasional_.pdf
13. World Health Organization. WHO Model Lists of Essential Medicines. WHO. 2017 http://www.who.int/medicines/publications/essentialmedicines/en/
14. BPOM. Eritromisin. PIO Nas. 2015 https://pionas.pom.go.id/monografi/eritromisin
15. TGA. Prescribing medicines in pregnancy database. Therapeutic Goods Administration (TGA). 2022. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database

Farmakologi Erythromycin

Artikel Terkait

  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
  • Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
    Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
  • Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2022, 11:18
Apakah masih diperlukan vaksinasi DPT jika sedang mengalami pertusis?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok,izin bertanya TS, seorang anak usia 5 tahun dengan diagnosa Pertussis, dengan riwayat belum pernah immunisasi DPT, apakah masih diperlukan vaksinasi...
dr. Nurul Falah
Dibalas 13 September 2021, 12:17
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
Dibalas 27 November 2019, 14:11
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.