Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Erythromycin general_alomedika 2022-09-01T10:13:22+07:00 2022-09-01T10:13:22+07:00
Erythromycin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Erythromycin

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Farmakologi erythromycin atau eritromisin berkaitan dengan efek kerja primernya sebagai bakteriostatik. Erythromycin merupakan antibiotik golongan makrolida yang memiliki efek antiinflamasi dan imunomodulasi, dan termasuk agonis motilin.

Farmakodinamik

Erythromycin berdifusi ke dalam tubuh bakteri melalui membran sel bakteri, dan secara reversibel mengikatkan diri pada molekul ribosom RNA 23S di dalam subunit 50S ribosom bakteri. Proses ikatan ini akan menginhibisi aktivitas enzim peptidil transferase, sehingga mengganggu proses translokasi asam amino selama berlangsungnya translasi dan berkumpulnya protein.

Kerja erythromycin dalam bentuk garam estolat dapat sebagai bakteriostatik maupun bakterisidal, tergantung pada konsentrasi obat di lokasi infeksi, dan suseptibilitas organisme terhadap obat ini. Pada mekanisme kerja inhibisi sintesis protein, erythromycin hanya menghentikan pertumbuhan bakteri, dan bukan menghancurkannya. Erythromycin biasa digunakan sebagai terapi pertusis dan difteri.[1,9]

Farmakokinetik

Erythromycin diabsorpsi di duodenum dan penyerapan obat lebih cepat pada kondisi perut kosong. Konsentrasi puncak dicapai dalam waktu 1–4 jam setelah mengonsumsi obat. Erythromycin melintasi sawar darah otak dan plasenta. Kemudian dimetabolisme di hepar, serta diekskresikan melalui cairan empedu dan sedikit di urin.

Absorpsi

Absorpsi  erythromycin  terjadi terutama di duodenum. Pemberian bersama atau tanpa makanan tidak begitu memengaruhi tingkat absorpsi erythromycin. Bioavailabilitas obat berkisar antara 15–45%, variabilitas ini dipengaruhi oleh kerentanan erythromycin terhadap asam lambung. Konsentrasi puncak obat tercapai dalam waktu sekitar 1–4 jam.[6,9]

Distribusi

Setelah diabsorpsi,  erythromycin  berdifusi secara cepat, terutama ke dalam cairan tubuh. Sekitar 80–90% erythromycin akan berikatan dengan protein.

Erythromycin didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh, termasuk ke dalam cairan spinal sebanyak 2–13%, dan dapat melintasi sawar darah-otak. Pada meningitis, terjadi peningkatan difusi erythromycin melalui sawar darah-otak, yang kemungkinan disebabkan karena jaringan inflamasi lebih mudah dipenetrasi. Erythromycin juga dapat menembus plasenta, dan didistribusikan ke dalam air susu ibu (ASI).[6,10]

Metabolisme

Sebagian besar dosis obat dimetabolisme di hepar, melalui proses demetilasi oleh enzim sitokrom P450, terutama CYP3A4. Erythromycin akan mengalami hidrolisis menjadi bentuk salah satu bentuk metabolitnya, yaitu anhydro erythromycin (AHE).

AHE bersifat inaktif terhadap mikroba, tetapi dapat menghambat oksidasi obat pada hepar. Oleh sebab itu, AHE dianggap berperan penting pada interaksi obat erythromycin.[6,9]

Eliminasi

Erythromycin  terkonsentrasi di hepar dan sebagian besar diekskresikan ke dalam cairan empedu. Hanya kurang dari 5% dosis obat yang dikonsumsi per oral, diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk metabolit aktif. Waktu paruh erythromycin pada pasien dengan fungsi ginjal normal diperkirakan 1,5–2 jam.[9,10]

Resistensi

Resistensi erythromycin dapat terjadi akibat modifikasi pada molekul 23S rRNA yang berada dalam subunit ribosomal 50S. Modifikasi ini mengakibatkan erythromycin tidak dapat berikatan dengan ribosom, dan bakteri dapat terus melanjutkan proses sintesis protein.[9,10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 12560, Erythromycin. 2022 https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Erythromycin
6. Drugbank. Erythromycin. 2022 https://go.drugbank.com/drugs/DB00199
9. Farzam K, Quick J. Erythromycin. StatPearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532249/
10. FDA. Erythromycin Tablets. Drugs.com. 2022 https://www.drugs.com/pro/erythromycin-tablets.html#s-34070-3

Pendahuluan Erythromycin
Formulasi Erythromycin

Artikel Terkait

  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
  • Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
    Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
  • Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2022, 11:18
Apakah masih diperlukan vaksinasi DPT jika sedang mengalami pertusis?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok,izin bertanya TS, seorang anak usia 5 tahun dengan diagnosa Pertussis, dengan riwayat belum pernah immunisasi DPT, apakah masih diperlukan vaksinasi...
dr. Nurul Falah
Dibalas 13 September 2021, 12:17
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
Dibalas 27 November 2019, 14:11
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.