Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Fusidic acid general_alomedika 2023-02-01T09:15:14+07:00 2023-02-01T09:15:14+07:00
Fusidic acid
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Fusidic acid

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Aspek farmakologi fusidic acid berhubungan dengan sifat bakteriostatiknya yang menghambat sintesis protein dan sifat bakterisidal dalam dosis tinggi. Fusidic acid memiliki struktur yang menyerupai steroid, tetapi tidak memiliki efek antiinflamasi seperti steroid.[12–15]

Fusidic acid efektif untuk bakteri gram positif, terutama Staphylococcus aureus. Bakteri lainnya yang juga sensitif pada fusidic acid adalah Streptococcus, Neisseria, Haemophilus, Moraxella, Haemophilus, Neisseria, Chlamydia, Mycobacterium tuberculosis, Nocardia, dan Corynebacterium. Fusidic acid juga digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh methicillin-resistant Staphylococcus aureus.[1,16-18]

Fusidic acid terbuat dari proses fermentasi dengan mengisolasi Fusidium coccineum. Fermentasi dilakukan pada suhu 24°C selama 120 jam. Hasil fermentasi ini menyebabkan fusidic acid tergolong dalam jenis bahan kimia fusidan dan memiliki struktur yang menyerupai antibiotik cephalosporin P1 dan prednisolone dengan sifat antibakteri yang lebih tinggi.[13,15,19,20]

Farmakodinamik

Fusidic acid bekerja secara bakteriostatik dan bakterisidal pada dosis tinggi. Fusidic acid menghambat sintesis protein bakteri (pada proses translokasi) dengan berikatan dengan translokasi (protein yang dibutuhkan saat proses translokasi bakteri di ribosom) yang dikenal juga dengan faktor elongasi G (EF-G). Hal ini akan menghambat proses translokasi dari situs P ke situs A, sehingga protein yang diperlukan bakteri tidak terbentuk, dan akhirnya bakteri mengalami lisis.[13,16-18]

Saat proses translokasi, terdapat tiga tempat yang bersebelahan dengan kompleks ribosom-mRNA yang dikenal sebagai situs A, P, dan E, di mana peptidil tRNA datang dan berikatan dengan situs A. Setelah itu, asam amino pada situs A akan dihubungkan dengan situs P, lalu peptidil tRNA pada situs A akan dipindahkan ke situs P, kemudian ke situs E. Proses translokasi pada sintesis protein bakteri ini akan terganggu dengan adanya fusidic acid.[13,21]

Farmakokinetik

Studi farmakokinetik fusidic acid pada manusia menunjukkan bahwa setelah 1 jam pemberian pada fornix mata, konsentrasinya pada cairan lakrimal berkisar antara 15,7–40 mcg/mL. Setelah 12 jam, konsentrasinya menjadi 1,4–5,6 mcg/mL. Di aqueous humor, kadarnya setelah 12 jam adalah 0,3 mcg/mL.

Kadar ini lebih tinggi daripada kadar minimal yang cukup untuk menghambat pertumbuhan bakteri (minimum inhibitory concentration/MIC) terutama gram positif, seperti Staphylococcus aureus. Dengan begitu, pemberiannya cukup dilakukan tiap 12 jam.[12]

Fusidic acid topikal dalam bentuk krim dan salep memiliki kemampuan absorpsi dan penetrasi yang cukup baik, tetapi tidak bertahan lama pada kulit. Baru-baru ini, fusidic acid tersedia dalam bentuk nanoemulgel dan sediaan ini dinilai memiliki kemampuan penetrasi yang lebih baik.

Akan tetapi, efikasi sedian ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Pada pemberian topikal, kadar MIC mencapai ≤0,25 atau ≤0,5 mg/mL.[22,23]

Absorpsi

Fusidic acid tetes mata diabsorpsi melalui tear film ke jaringan konjungtiva pada fornix, di mana pada area ini koloni bakteri lebih banyak ditemukan. Cara penetrasi fusidic acid pada jaringan okular menyerupai obat antiinflamasi (karena struktur yang menyerupai steroid), walaupun obat ini tidak memiliki efek antiinflamasi. Kemampuan penetrasi fusidic acid krim dan salep cukup rendah, yaitu 2,3%.[13,23]

Absorpsi fusidic acid topikal ke dalam sirkulasi sistemik kurang signifikan untuk menimbulkan efek samping sistemik, sehingga kadar sistemiknya dapat diabaikan pada penggunaan topikal.[24,25]

Distribusi

Fusidic acid tetes mata dapat melakukan penetrasi pada jaringan avaskuler, sehingga dapat mencapai konsentrasi yang tinggi pada kornea apabila diberikan secara topikal. Obat ini juga dapat terdistribusi secara intraokular melewati kornea ke aqueous humor, kemudian berdifusi melewati blood-aqueous barrier.[26]

Fusidic acid memiliki sifat lipofilik dan hidrofilik, sehingga obat ini memiliki kemampuan penetrasi yang baik pada kulit yang intak maupun tidak, seperti luka bakar. Fusidic acid juga mampu melakukan penetrasi pada seluruh lapisan kulit, baik kutan maupun subkutan.[15]

Beberapa literatur menyatakan bahwa kadar fusidic acid tetes mata, krim, maupun salep yang diabsorpsi secara sistemik termasuk sedikit, sehingga efek sistemiknya dapat diabaikan. Walaupun begitu, pada sirkulasi sistemik, fusidic acid dapat berikatan dengan albumin dengan kekuatan 91–98%, sehingga penggunaannya harus tetap diperhatikan.[23,26]

Metabolisme

Pada mamalia, fusidic acid dimetabolisme menjadi derivat asam dikarboksilat. Fusidic acid mengalami oksigenasi dan oksidasi oleh mikroba menjadi 6-hydroxy, 7-hydroxy, 3-didehydro, dan 6-oxofusidic acid atau mengalami deasetilasi dan menghasilkan derivat 16β-hydroxy, yang secara spontaneus mengalami konversi menjadi analog lakton secara biologis inaktif.[16-18]

Eliminasi

Eliminasi fusidic acid dipengaruhi oleh tear fluid turnover. Kecepatan tear fluid turnover umumnya ±15% per menit dan dapat meningkat apabila mata mendapatkan tetes mata topikal. Selain itu, eliminasinya juga dipengaruhi oleh frekuensi berkedip yang akan mengurangi kadar fusidic acid dalam tear fluid.[23-26]

Eliminasi fusidic acid pada kulit masih sulit ditemukan, tetapi kemungkinan bergantung pada transepidermal water loss (TEWL) kulit. Eliminasi akan lebih cepat pada kulit dengan stratum korneum yang tidak intak karena TEWL akan lebih tinggi pada keadaan ini.

Eliminasi fusidic acid terutama dilakukan oleh sistem bilier, tetapi karena absorpsi sistemik tidak signifikan maka proses ini kemungkinan tidak terjadi pada pemberian topikal.[27–29]

Resistensi

Resistensi terhadap fusidic acid belum banyak dilaporkan. Namun, resistensi dapat terjadi akibat perubahan faktor elongasi G, perubahan permeabilitas obat, dan peningkatan efluks.[14,30]

Mekanisme resistensi fusidic acid yang sering dilaporkan adalah mutasi fusA (gen yang mengkode protein EF-G). Mutasi ini menyebabkan faktor elongasi (EF-G) tidak dapat berikatan dengan antibiotik, sehingga antibiotik tidak dapat bekerja dengan baik.[2]

Berdasarkan uji antibiotic susceptibility test (AST), S. epidermidis (62.5%) dan gram negatif (P. aeruginosa) (46,7%) dilaporkan memiliki resistensi tinggi terhadap fusidic acid. Selain itu, studi lain menunjukkan bahwa Nocardia yang patogenik dapat menginaktivasi fusidic acid.[30,31]

Referensi

1. Canadian Agency for Drugs and Technologies in Health (CADTH). Fusidic Acid for Ophthalmic Infections: A Review. CADTH Rapid Response Report in Brief [Internet]. 2013 Apr; Available from: https://www.cadth.ca/media/pdf/htis/feb-2013/RC0430%20Fucidic%20Acid%20Draft%20Final.pdf
2. Bhattacharjee MK. Chemistry of Antibiotics and Related Drugs. Springer; 2016. 227 p.
12. Doughty MJ, Dutton GN. Fusidic acid viscous eyedrops – an evaluation of pharmacodynamics, pharmacokinetics and clinical use for UK optometrists. Ophthalmic Physiol Opt. 2006;26(4):343–61.
13. Bremond-Gignac D, Chiambaretta F, Milazzo S. A European Perspective on Topical Ophthalmic Antibiotics: Current and Evolving Options. Ophthalmol Eye Dis. 2011 Jan 1;3:OED.S4866.
14. Curbete MM, Salgado HRN. A Critical Review of the Properties of Fusidic Acid and Analytical Methods for Its Determination. Crit Rev Anal Chem. 2016 Jul 3;46(4):352–60.
15. Koripella RK, Chen Y, Peisker K, et al. Mechanism of Elongation Factor-G-mediated Fusidic Acid Resistance and Fitness Compensation in Staphylococcus aureus. J Biol Chem. 2012 Aug 31;287(36):30257–67.
16. Ibrahim A-RS, Elokely KM, Ferreira D, et al. Microbial Oxidation of the Fusidic Acid Side Chain by Cunninghamella echinulata. Molecules. 2018 Apr;23(4):970.
17. Azari AA, Barney NP. Conjunctivitis: A Systematic Review of Diagnosis and Treatment. JAMA. 2013 Oct 23;310(16):1721.
18. van Bambeke F, Mingeot-Leclercq M-P, Glupczynski Y, et al. 137 - Mechanisms of Action. In: Cohen J, Powderly WG, Opal SM, editors. Infectious Diseases (Fourth Edition). Elsevier; 2017. p. 1162-1180.e1. Available from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780702062858001374
19. Shaker G, El-Ganiny A, Aboelazm A, et al. Antimicrobial susceptibility of bacteria isolated from children infected eyes in Benha University hospital. Zagazig J Pharm Sci. 2016 Dec 1;25(2):98–104.
20. Best E, Ikram R, Purvis D, et al. Topical antibiotics: very few indications for use - BPJ 64 October 2014. BPJ. 2014;(64). Available from: https://bpac.org.nz/bpj/2014/october/topical-antibiotics.aspx
21. Abouelfetouh A, Kassem M, Naguib M, et al. Investigation and Treatment of Fusidic Acid Resistance Among Methicillin-Resistant Staphylococcal Isolates from Egypt. Microb Drug Resist. 2017 Jan;23(1):8–17.
22. Wilson DN. Ribosome-targeting antibiotics and mechanisms of bacterial resistance. Nat Rev Microbiol Lond. 2014 Jan;12(1):35–48.
23. Eid AM, Istateyeh I, Salhi N, et al. Antibacterial Activity of Fusidic Acid and Sodium Fusidate Nanoparticles Incorporated in Pine Oil Nanoemulgel. Int J Nanomedicine. 2019 Dec 2;14:9411–21.
24. Musmade PB, Tumkur A, Trilok M, et al. Fusidic Acid – Topical Antimicrobial in the Management of Staphylococcus Aureus. 5:11.
25. Summary Product Characteristics-Fucithalmic 10mg/g Viscous Eye Drops, suspension. Health Products Regulatory Authority. October 2017. Amdipharm Limited. Available from: https://www.hpra.ie/img/uploaded/swedocuments/LicenseSPC_PA1142-016-001_10102017092908.pdf
26. Bennett NH, Chinnery HR, Downie LE, et al. Material, Immunological, and Practical Perspectives on Eye Drop Formulation. Adv Funct Mater. 2020 Apr;30(14):1908476.
27. McGhee C. An overview of topical ophthalmic drugs and the therapeutics of ocular infection. Ocul Ther. :14.
28. Fusidic acid. Available from: https://www.drugbank.ca/drugs/DB02703
29. Del Rosso JQ, Cash K. Topical Corticosteroid Application and the Structural and Functional Integrity of the Epidermal Barrier. J Clin Aesthetic Dermatol. 2013 Nov;6(11):20–7.
30. Nair A, Jacob S, Al-Dhubiab B, et al. Basic considerations in the dermatokinetics of topical formulations. Braz J Pharm Sci. 2013 Sep;49(3):423–34.
31. Aronson J. Fusidic acid. In: Meyler’s Side Effects of Drugs [Internet]. Elsevier; 2016. p. 475–7. Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/B9780444537171007885

Pendahuluan Fusidic acid
Formulasi Fusidic acid

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Antibiotik Oral atau Topikal untuk Impetigo
    Antibiotik Oral atau Topikal untuk Impetigo
  • Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
    Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penggunaan Obat Mata Topikal pada Anak-Anak
    Penggunaan Obat Mata Topikal pada Anak-Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 09 April 2025, 20:59
Lesi kemerahan di kaki sejak 2 minggu pada pasien usia 66 tahun
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya menemukan pasien ny X usia 66 tahun dengan keluhan 2 lesi kemerahan di kaki sejak 2 minggu yll. Kemerahan muncul tiba-tiba, tidak terasa...
Anonymous
Dibalas 04 April 2025, 08:41
Obat apa yang tepat untuk tatalaksana konjungtivitis pada ibu hamil?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Obat tetes mata untuk konjungtivitis pd ibu hamil apa ya?
Anonymous
Dibalas 12 Maret 2025, 08:36
Mata belekan pada bayi usia 35 hari apakah konjungtivitis neonatal dan bagaimana tatalaksananya?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Px usia 32 hr , dtg dgn kedua mata ada kotoran sktr 5 hr ni. Yg mau sy tnya kan apakah masih tmasuk konjungtivitis neonatal? Dan apakah boleh d...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.