Formulasi Fusidic acid
Fusidic acid diformulasikan dalam bentuk topikal, yaitu krim, salep, dan tetes mata. Obat ini juga tersedia dalam bentuk sistemik, tetapi saat ini, di Indonesia hanya tersedia dalam bentuk topikal.
Bentuk Sediaan
Fusidic acid tetes mata tersedia dalam suspensi 1%. Produk ini diformulasikan dalam bentuk carbomer gel, sehingga memberikan efek sustained release dan memperpanjang waktu kontaknya dengan mata.[1]
Fusidic acid memiliki waktu retensi okuli yang lama (konsentrasi fusidic acid pada cairan air mata mencapai 1,4–5,6 mcg/mL 12 jam setelah pemberian), sehingga pemberiannya dapat dilakukan per 12 jam.[17,18]
Di Indonesia, fusidic acid tersedia dalam bentuk krim 2%, salep 2%, dan tetes mata 1%. Krim fusidic acid juga tersedia dalam kombinasi dengan betamethasone 0,1% dan hydrocortisone 1%. Bentuk kombinasi ini dapat digunakan pada dermatitis dengan infeksi sekunder.
Fusidic acid juga tersedia dalam bentuk oral dan injeksi intravena, tetapi sediaan ini tidak ada di Indonesia. Resistensi terhadap fusidic acid sistemik sudah banyak dilaporkan, terutama pada penggunaan monoterapi.[5-7,32]
Cara Penyimpanan
Fusidic acid dapat disimpan pada suhu 2–25°C dengan tube yang tertutup dengan sempurna. Penyimpanan pada suhu >25°C tidak disarankan. Penyimpanannya harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Fusidic acid yang telah dibuka akan terkontaminasi sehingga tube biasanya dilengkapi dengan pengawet yang menjaga agar tetap steril.
Fusidic acid yang sudah dibuka hanya dapat digunakan sampai dengan 4 minggu setelah dibuka. Apabila lebih dari jangka waktu tersebut, tube akan lebih mudah terkontaminasi dan tidak disarankan untuk digunakan kembali.[10,33]
Cara Penggunaan
Fusidic acid krim dan salep dioleskan pada kulit dan tidak boleh mengenai mata. Sediaan tetes mata digunakan dengan meneteskan pada cul-de-sac dengan posisi kepala mendongak.
Setelah diaplikasikan, tutup mata selama 30 detik dan tekan perlahan pada bagian samping hidung, yaitu tempat pertemuannya dengan ujung medial mata. Hal ini dilakukan untuk mencegah obat mengalir keluar dari mata atau masuk ke area nasolakrimal. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum dan sesudah memakai obat.[13,33]
Kombinasi dengan Obat Lain
Penggunaan fusidic acid disarankan untuk dikombinasikan dengan antistafilokokus lainnya mengingat tingginya angka resistensi pada monoterapi dengan fusidic acid.
Fusidic acid krim dan salep yang dikombinasikan dengan dengan kortikosteroid memberikan hasil yang memuaskan pada dermatitis yang disertai dengan infeksi sekunder bakteri.[20,21]