Kontraindikasi dan Peringatan Griseofulvin
Kontraindikasi griseofulvin adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat ini, serta pada pasien hamil atau jika berencana hamil dalam 1 bulan. Peringatan penggunaan griseofulvin diperlukan pada pasien yang menggunakan kontrasepsi oral, karena efikasi obat kontrasepsi oral dapat berkurang.[4,10]
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian griseofulvin adalah adanya hipersensitivitas terhadap griseofulvin, maupun komponen formulasinya. Pasien yang sedang hamil atau berencana hamil dalam satu bulan ke depan juga menjadi kontraindikasi pemberian griseofulvin.
Bila diberikan pada laki-laki, pasien sebaiknya tidak sedang menjalani program hamil dalam 6 bulan ke depan, dan pasien disarankan untuk menggunakan kontrasepsi saat berhubungan seksual.
Griseofulvin juga dikontraindikasikan pada keadaan porfiria, dan nefrosis yang biasa berhubungan dengan lupus eritematosus sistemik. Selain itu, griseofulvin dikontraindikasikan pada gagal hati. Griseofulvin dapat menyebabkan penyakit hepar memburuk, sehingga fungsi hepar harus selalu dipantau.[4,10,11]
Peringatan
Peringatan penggunaan griseofulvin berhubungan dengan interaksi obat antara griseofulvin dengan kontrasepsi oral, yang menyebabkan penurunan efikasi kontrasepsi oral. Griseofulvin juga tidak disarankan untuk digunakan sebagai terapi profilaksis infeksi fungi. Selain itu, peringatan juga diberikan atas kemungkinan terjadinya reaksi kulit yang berat dan hepatotoksisitas.
Penurunan Efektivitas Kontrasepsi Oral
Pemberian griseofulvin dapat menurunkan efikasi kontrasepsi oral. Pada pasien yang menggunakan kontrasepsi oral, sebaiknya juga menggunakan kontrasepsi tambahan nonhormonal sebagai pencegahan kehamilan saat menjalani terapi. Kontrasepsi tambahan harus dilanjutkan hingga 1 bulan setelah terapi griseofulvin dihentikan.[2,4]
Terapi Profilaksis
Penggunaan griseofulvin sebagai profilaksis infeksi fungi tidak disarankan. Hal ini disebabkan bukti klinis dari studi pada hewan menunjukkan bahwa griseofulvin bersifat tumorigenic, terutama pada mencit jantan.[2,4]
Reaksi Kulit
Reaksi kulit berat, seperti Sindrom Stevens-Johnson dan toxic epidermal necrolysis, serta eritema multiforme pernah dilaporkan terjadi akibat penggunaan griseofulvin. Reaksi kulit seperti di atas dapat menyebabkan pasien butuh dirawat di rumah sakit, bahkan dapat berakibat fatal. Jika terjadi reaksi kulit berat, pemakaian griseofulvin harus dihentikan.
Pasien juga perlu memperhatikan reaksi fotosensitivitas yang berhubungan dengan pemakaian griseofulvin, sehingga perlu menghindari pajanan sinar matahari langsung saat menjalani terapi.[2,4]
Hepatoksisitas
Bila terjadi peningkatan enzim hepar, kadar bilirubin, ataupun gejala dan tanda ikterus, pasien harus segera berkonsultasi ke dokter. Terapi griseofulvin harus segera dihentikan jika terdapat ikterus.[5,10]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra