Indikasi dan Dosis Itraconazole
Indikasi itraconazole adalah untuk terapi infeksi jamur lokal maupun sistemik, misalnya pada kasus kandidiasis, blastomikosis, histoplasmosis, aspergillosis, dan tinea unguium (onikomikosis). Dosis itraconazole yang dikonsumsi akan bervariasi tergantung jenis infeksi jamur yang dialami.[3]
Pemberian itraconazole hanya direkomendasikan pada orang dewasa. Pemberian pada anak maupun balita tidak direkomendasikan karena belum ada data yang jelas terkait keamanannya pada kelompok tersebut.[4]
Profilaksis Infeksi Jamur pada Kondisi Imunokompromais
Itraconazole dapat dipertimbangkan sebagai profilaksis infeksi jamur pada kondisi imunokompromais, seperti HIV, posttransplantasi organ, dan pasien kemoterapi. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk solusio oral dengan dosis 200 mg satu kali per hari.[1,2,11]
Blastomikosis
Itraconazole dapat digunakan pada blastomikosis pulmonal dan ekstrapulmonal, baik pada pasien dengan kelainan imun atau tanpa kelainan imun. Dosis dapat diberikan sebesar 200 mg sebanyak 3 kali sehari pada 3 hari pertama. Setelah itu, dosis diberikan sebesar 200 mg sebanyak 1–2 kali sehari dengan durasi minimal 3 bulan sesuai kondisi klinis pasien.[2–6]
Aspergillosis
Untuk kasus aspergillosis pulmonal maupun ekstrapulmonal, itraconazole bisa diberikan dengan dosis 200–400 mg/hari. Itraconazole mungkin dapat diberikan bersama kortikosteroid untuk kasus ini. Pemberian itraconazole biasanya dilakukan untuk kasus aspergillosis yang intoleran atau refrakter terhadap terapi amphotericin B.[2–6]
Histoplasmosis
Itraconazole diindikasikan untuk terapi histoplasmosis, termasuk penyakit paru kavitas kronis dan diseminata, serta histoplasmosis nonmeningeal pada orang dewasa dengan atau tanpa kelainan imun. Dosis dapat diberikan sebesar 200 mg sebanyak 3 kali sehari pada 3 hari pertama. Setelah itu, dosis diberikan sebesar 200 mg sebanyak 1–2 kali sehari dengan durasi minimal 3 bulan sesuai kondisi klinis pasien.[2–6]
Onikomikosis atau Tinea Unguium
Pada kondisi onikomikosis, itraconazole diberikan dengan dosis 200 mg/hari. Durasi pemberian mulai dari 1–12 minggu berturut-turut tergantung pada keparahan penyakit.[2–6]
Kandidiasis
Itraconazole dapat diberikan untuk kasus kandidiasis orofaring dan esofagus. Dosis yang diberikan adalah sebesar 200 mg/hari. Durasi pemberian mulai dari 7–28 hari. Untuk kasus ini, sediaan solusio oral lebih dianjurkan.[2–6]
Tinea
Pada kasus tinea (tinea corporis, tinea capitis, dan lainnya), pemberian dapat dilakukan dengan dosis 200 mg sebanyak 1–2 kali sehari. Durasi pemberian dilakukan selama 1–2 minggu tergantung kondisi pasien.[2–6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli