Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Clofazimine
Penggunaan clofazimine atau klofazimin pada kehamilan termasuk dalam kategori C oleh FDA. Pada ibu menyusui, clofazimine diketahui dapat diekskresikan melalui ASI, sehingga penggunaannya sebaiknya dibatasi.[3]
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[10]
Penggunaan clofazimine untuk terapi lepra saat hamil dapat melewati sawar plasenta. Kulit bayi yang lahir dari ibu yang mengonsumsi clofazimine selama hamil ditemukan sangat terpigmentasi. Namun, efek samping lebih lanjut pada bayi belum diketahui secara pasti karena terbatasnya data.[3,10]
Suatu laporan kasus yang dilakukan Ozturk, et al. menyatakan tidak ada komplikasi perinatal pada seorang ibu hamil yang menjalani pengobatan dengan clofazimine selama masa kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan anak tampak normal selama follow-up 1 tahun. Namun, studi lebih lanjut masih diperlukan.[3,10]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Clofazimine dapat diekskresi melalui air susu ibu (ASI) hingga sekitar 22% dari dosis maternal. Toksisitas clofazimine dalam ASI masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa laporan kasus yang melaporkan peningkatan pigmentasi kulit bayi selama penggunaan clofazimine selama menyusui.[3,10]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur