Indikasi dan Dosis Streptomycin
Di Indonesia, indikasi streptomycin atau streptomisin yang paling banyak adalah penatalaksanaan tuberkulosis, yaitu sebagai bagian dari regimen obat antituberkulosis kategori 2. Dosis yang digunakan adalah 15 mg/kgBB setiap hari, pada maksimal 2 bulan pertama. Indikasi lain adalah untuk tularemia, pes, endokarditis bakterial, brucellosis, bakteremia, dan granuloma inguinal.[3,6,8]
Tuberkulosis
Sebagai bagian dari regimen pengobatan tuberkulosis, streptomycin diberikan dalam dosis 12‒18 mg/kgBB/hari, maksimal 1 g/hari, selama 5 hari dalam seminggu. Pilihan dosis lain adalah 25‒30 mg/kgBB yang diberikan 2 kali seminggu, dosis maksimal 1,5 gram/dosis.[3,7,12,13]
Dosis Anak
Pada pasien anak, streptomycin diberikan dalam dosis 20‒40 mg/kgBB, maksimal 1 g, dosis tunggal. Pilihan dosis lain adalah 25‒30 mg/kgBB 2 kali seminggu. Selama masa pengobatan, dosis kumulatif tidak boleh melebihi 120 gram.[13]
Dosis Lansia
Untuk pasien lansia, streptomycin diberikan 10 mg/kgBB, maksimal 500‒750 mg setiap hari.[3]
Tularemia
Pada pasien dewasa, streptomycin dapat diberikan dengan dosis 1‒2 g/hari, dalam dosis terbagi, selama 7‒14 hari hingga pasien afebris selama 5‒7 hari.[3,7,13]
Pada pasien anak, streptomycin diberikan dengan dosis 15 mg/kgBB selama 10‒14 hari, dosis maksimal 2 gram per hari.[3,8,13]
Pes
Pada pasien dewasa, streptomycin dapat diberikan dengan dosis 30 mg/kgBB atau 2 g/hari dalam dosis terbagi, selama minimal 10 hari.[13]
Endokarditis Bakterial
Pada pasien dewasa dengan endokarditis streptokokal, streptomycin diberikan diberikan bersama dengan penicillin, dengan dosis 1 g, 2 kali sehari, selama 1 minggu, diikuti dengan 500 mg 2 kali sehari selama 1 minggu.
Pada pasien usia >60 tahun, streptomycin diberikan 500 mg, 2 kali sehari selama 2 minggu, bersamaan dengan penicillin.
Pada pasien dewasa dengan endokarditis enterokokal, streptomycin dapat diberikan bersama penicillin 1 g, 2 kali sehari, selama 2 minggu, diikuti dengan 500 mg 2 kali sehari selama 4 minggu.[13]
Bakteremia, Brucellosis, Meningitis, Pneumonia, dan Infeksi Saluran Kemih
Untuk kasus bakteremia, brucellosis, meningitis, pneumonia, dan infeksi saluran kemih (ISK), dosis pemberian untuk pasien dewasa adalah 1‒2 g/hari yang dibagi menjadi dosis setiap 6‒12 jam, dengan dosis maksimal 2 g/hari. Penggunaan dapat bersamaan dengan agen/obat lain dan sebagai lini ke-2.
Pada pasien anak, dosis diberikan 20‒40 mg/kg sehari dalam dosis terbagi setiap 6‒12 jam.[3]
Penyesuaian Dosis pada Pasien Gangguan Ginjal
Pada pasien dengan gangguan ginjal, diperlukan penyesuaian dosis. Konsentrasi obat dalam serum tidak boleh melebihi 20‒25 µg/mL.
Dosis loading awal berikan 1 g, lalu untuk:
- Bersihan kreatinin 50‒80 mL/menit: 7,5 mg/kgBB, setiap 24 jam
- Bersihan kreatinin 10‒50 mL/menit: 7,5 mg/kgBB, setiap 24‒72 jam
- Bersihan kreatinin <10 mL/menit: 7,5 mg/kgBB, setiap 72‒96 jam
Hemodialisis: 50‒75% dosis loading awal pada akhir periode dialisis[3,7,12]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini