Kontraindikasi dan Peringatan Adefovir Dipivoxil
Kontraindikasi adefovir dipivoxil adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas dan juga pada pasien yang mengonsumsi obat-obatan yang meningkatkan toksisitas adefovir. Bila ditemukan tanda nefrotoksisitas atau overdosis, perlu dilakukan penyesuaian dosis terapi adefovir serta pemantauan gangguan organ.
Kontraindikasi
Adefovir dipivoxil dikontraindikasikan pada pasien yang sebelumnya pernah mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap obat adefovir dipivoxil, atau obat yang mengandung sediaan adefovir. Pasien yang menerima terapi tenofovir, pretomanid, dan bacitracin juga menjadi kontraindikasi pemberian adefovir karena bersifat sinergis dalam meningkatkan toksisitas kedua obat tersebut.[3,8]
Adefovir tidak dianjurkan untuk tidak diberikan pada pasien hepatitis B kronik dengan kondisi:
- Gangguan ginjal
- Terbukti resisten terhadap adefovir
- Tidak memberi respon perbaikan setelah minggu ke-24 terapi[4]
Peringatan
Peringatan yang perlu untuk diperhatikan pada pasien yang menerima terapi adefovir dipivoxil antara lain efek nefrotoksik, kemungkinan overdosis, dan efek terapi pada pasien dengan komorbid.
Efek Nefrotoksik obat
Telah dilaporkan adanya efek nefrotoksik dari sediaan adefovir dipivoxil pada binatang uji, dengan dosis hingga 3−10 kali lipat dari dosis yang dianjurkan pada manusia.[1,3,6,9]
Overdosis Obat
Pemberian dosis adefovir dipivoxil hingga 500 mg perhari selama 2 minggu atau 250 mg perhari selama 12 minggu, terbukti dapat menyebabkan efek overdosis seperti gangguan gastrointestinal. Bila muncul reaksi tersebut maka perlu dilakukan pengawasan efek toksisitasnya pada organ tubuh seperti hati dan ginjal.[1,3,6,9]
Efek Terapi pada Pasien dengan Komorbid
Asidosis laktat serta hepatomegali berat dapat terjadi pada pasien hepatitis B, dapat dipengaruhi oleh lamanya pemakaian obat serta derajat obesitas pasien. Kedua kondisi ini lebih sering ditemukan pada wanita. Bila ditemukan pasien dengan kondisi tersebut, maka terapi Adefovir dipivoxil harus segera dihentikan, walaupun pasien memiliki kadar SGPT yang masih dalam batas normal.[1,3,6,9]