Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Basiliximab
Penggunaan basiliximab pada kehamilan termasuk dalam kategori B oleh FDA, dan kategori D oleh TGA. Di lain sisi, penggunaan obat ini tidak disarankan untuk ibu menyusui karena ekskresinya ke dalam ASI belum diketahui dengan pasti.[9]
Penggunaan pada Kehamilan
Food and Drug Administration (FDA) memasukkan basiliximab dalam kategori B.Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan risiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[9]
Sementara itu, obat ini oleh Therapeutic Goods Administration (TGA) masuk kategori D. Obat telah menyebabkan, diduga telah menyebabkan, atau mungkin diharapkan menyebabkan, peningkatan kejadian malformasi janin manusia atau kerusakan permanen. Obat ini juga mungkin memiliki efek farmakologis yang merugikan.[9]
Percobaan pada kera tidak menunjukkan toksisitas maternal, toksisitas fetal, maupun teratogenesis. Namun, percobaan pada hewan belum tentu memberikan hasil serupa pada manusia. Pada ibu hamil, basiliximab hanya digunakan jika potensi manfaatnya dinilai melebihi potensi risiko. Wanita usia subur yang membutuhkan tindakan transplantasi ginjal sebaiknya memulai kontrasepsi sejak sebelum memulai terapi dengan basiliximab hingga 4 bulan setelah terapi selesai.[2,5,7]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Saat ini, ekskresi basiliximab ke dalam ASI belum bisa dipastikan. Namun, menimbang risiko efek samping, basiliximab tidak disarankan untuk digunakan pada ibu menyusui. Ibu yang menggunakan basiliximab sebaiknya tidak menyusui bayinya.[2,5]
Basiliximab memiliki berat molekul yang besar, sehingga mungkin dapat mempengaruhi saluran pencernaan bayi walaupun jumlah dalam ASI rendah. Ibu menyusui dianjurkan untuk berhenti memberikan ASI selama terapi.[9]