Efek Samping dan Interaksi Obat Hydroxyurea
Efek samping hydroxyurea pada penggunaan jangka panjang adalah meningkatkan risiko keganasan, sedangkan interaksi dengan antiretroviral golongan nucleoside reverse transcriptase inhibitors, seperti didanosine telah dilaporkan. Hydroxyurea merupakan obat yang dapat menyebabkan beragam efek samping dari ringan sampai berbahaya.
Efek Samping
Penggunaan hydroxyurea dapat menyebabkan efek samping ringan sampai berat. Hydroxyurea merupakan obat yang bersifat mutagenik dan klastogenik yang dapat meningkatkan risiko karsinogenik dan genotoksik pada pengguna.
Penggunaan hydroxyurea jangka panjang, seperti pada kasus penyakit myeloploriperatif, seperti polisitemia vera dan trombositemia, efek samping leukemia sekunder telah dilaporkan.[4]
Efek samping yang sering ditemukan adalah infeksi, gangguan gastrointestinal, dan neutropenia. Febrile neutropenia merupakan kegawatan hematologi dan harus ditatalaksana dengan tepat.
Selain itu, beberapa efek samping, seperti demam, trombositopenia, nyeri kepala, anemia, mual, konstipasi, dan gangguan ginjal juga dapat ditemukan walaupun jarang. Pada penggunaan jangka panjang, hydroxyurea telah dihubungkan dengan beberapa kasus kanker kulit, gangren jari–jari kaki dan tangan, dan pneumonitis interstitial.[5,19]
Berikut ini merupakan efek samping hydroxyurea yang dapat ditemukan berdasarkan sistem organ:
- Respirasi dan kardiologi, seperti pneumonitis interstitial berat, fibrosis paru, dispnea, alveolitis, batuk, gagal napas, serta infark miokard akut
- Hematologi–onkologi, seperti supresi sumsum tulang (anemia, leukopenia, dan trombositopenia), makrositosis, leukemia sekunder, kanker kulit
- Gastrointestinal dan hepatobilier, seperti distress gaster, gastritis, mual, mukositis, ulkus mukosa oral, peningkatan enzim hati, gagal hati, pankreatitis, muntah, hypomagnesemia berat
- Dermatologi, seperti ulkus kulit, ulkus aphthous, toksisitas nonulseratif dengan eritema, infiltrasi kulit, gangren jari tangan dan kaki
- Reproduksi, seperti oligospermia, azoospermia, dan amenorrhea[5,19]
Efek samping lain yang juga ditemukan berkaitan dengan neurologi, sistem imun, nutrisi dan metabolik serta sistemik. Efek samping neurologis yang dapat ditemukan adalah nyeri kepala, pusing, disorientasi, halusinasi, dan kejang.[5,19]
Efek samping nefrologi yang ditemukan seperti gangguan ginjal, disuria, serta peningkatan nitrogen urea darah. Sedangkan pada sistem imun telah dilaporkan efek samping lupus eritematosus sistemik (SLE).
Efek samping yang melibatkan nutrisi dan metabolik adalah anoreksia, sedangkan efek samping sistemik adalah demam, infeksi virus, infeksi bakteri, peningkatan berat badan, dan asthenia.[5,19]
Interaksi Obat
Hydroxyurea telah ditemukan dapat meningkatkan toksisitas obat dengan penggunaan bersamaan obat antiretroviral dan mielosupresif.
Meningkatkan Risiko Pankreatitis dan Hepatotoksisitas
Penggunaan hydroxyurea dengan didanosin, dengan atau tanpa stavudine, dapat meningkatkan risiko terjadinya pankreatitis fatal atau nonfatal. Pada pasien HIV yang diterapi dengan hydroxyurea, didanosin, dan stavudine, telah ditemukan dapat meningkatkan risiko hepatotoksisitas dan gagal hati.
Selain itu, pada beberapa kasus berat, penggunaan hydroxyurea yang dikombinasikan dengan obat antiretroviral ditemukan dapat menyebabkan neuropati perifer.[2,4]
Meningkatkan Toksisitas Obat
Penggunaan hydroxyurea dengan agen myelosupresif ditemukan dapat meningkatkan toksisitas obat, seperti supresi sumsum tulang belakang dan gejala saluran gastrointestinal. Selain itu, penggunaan hydroxyurea dengan fluorouracil ditemukan memiliki insidensi tinggi nefrotoksisitas pada pasien.[2,20]
Meningkatkan Risiko Efek Samping Obat Lain
Penggunaan hydroxyurea dengan vaksinasi hidup dapat meningkatkan risiko replikasi virus dan/atau meningkatkan efek samping dari vaksin. Hal ini karena, hydroxyurea memiliki peran dalam menurunkan mekanisme pertahanan tubuh normal pasien, sehingga respons antibodi pasien menurun dan meningkatkan risiko infeksi berat.[4,5]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli