Pengawasan Klinis Hydroxyurea
Pengawasan klinis yang dibutuhkan pada penggunaan hydroxyurea untuk mencegah terjadinya efek samping, seperti supresi sumsum tulang, keganasan sekunder, gangguan fungsi ginjal dan liver, dan interaksi obat HIV serta vaksin hidup.
Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Pemeriksaan darah lengkap, termasuk hemoglobin, hitung leukosit, hitung trombosit, perlu diperiksa secara berkala minimal seminggu sekali.[2,4]
Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Hydroxyurea dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal sehingga pemeriksaan fungsi ginjal berkala minimal seminggu sekali dapat dilakukan. Penyesuaian dosis obat disarankan sesuai dengan fungsi ginjal pasien, terutama pada usia lanjut.[2,4]
Pemeriksaan Fungsi Liver
Penggunaan hydroxyurea dapat meningkatkan risiko hepatotoksisitas sehingga pemeriksaan tes fungsi hati dapat dilakukan berkala seminggu sekali.[2,4]
Pemeriksaan Rontgen Toraks
Pemeriksaan rontgen toraks disarankan pada pasien pengguna hydroxyurea jangka panjang untuk skrining risiko terjadinya pneumonitis interstitial dan fibrosis paru.[19]
Pemeriksaan Kehamilan untuk Wanita Produktif
Pada pasien wanita reproduktif disarankan untuk menggunakan kontrasepsi sebelum dan 6 bulan sesudah terapi hydroxyurea.[2,4]
Pemeriksaan Analisis Sperma
Pemeriksaan analisis sperma, berupa hitung dan motilitas sperma, dapat dilakukan pada pasien laki–laki pengguna hydroxyurea yang ingin mengusahakan memiliki keturunan.[19]
Pengawasan untuk Menghindari Keganasan Sekunder
Hydroxyurea telah dilaporkan sebagai karsinogen pada manusia dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit. Proteksi terhadap cahaya matahari dan pengawasan klinis keganasan sekunder diperlukan.[2.4]
Pengawasan Penggunaan pada Pasien HIV
Hydroxyurea tidak disarankan penggunaannya pada pasien HIV. Pada pasien HIV yang menggunakan hydroxyurea yang dikombinasikan dengan didanosin dan/atau stavudin, pemantauan tanda dan gejala pankreatitis dan gangguan hati harus dilakukan secara ketat.[2,4]
Pengawasan Penggunaan pada Pasien Pengguna Vaksin Hidup
Hydroxyurea umumnya dapat menurunkan sistem imun, sehingga penggunaan vaksin hidup dapat meningkatkan risiko replikasi virus dan/atau meningkatkan efek samping vaksin. Oleh sebab itu, pengawasan terjadinya infeksi virus dan efek samping vaksin harus diwaspadai pada pasien pengguna hydroxyurea dan vaksin.[4,5]
Pengawasan Perubahan Kulit
Pengawasan terjadinya beberapa kelainan kulit, seperti ulkus kulit, ulkus aphthous, toksisitas non ulseratif dengan eritema, dan infiltrasi kulit, harus dilakukan pada penggunaan hydroxyurea. Pada pengguna hydroxyurea jangka panjang, perlu diwaspadai terjadinya gangren pada jari kaki.[19]
Pengawasan Gejala Neurologis
Pengawasan gejala neurologis, seperti sakit kepala, pusing, disorientasi, halusinasi, dan kejang, dapat dilakukan pada pasien pengguna hydroxyurea.[19]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli