Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Hydroxyurea
Hydroxyurea memiliki sifat karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik pada studi binatang, sehingga penggunaannya dalam kehamilan dan menyusui sampai sekarang tidak disarankan.
Kategori Penggunaan Pada Kehamilan
Kategori D (FDA): Hydroxyurea tidak disarankan penggunaannya pada kehamilan oleh FDA dikarenakan potensi mutagenik dan teratogenic yang meningkatkan risiko dapat mencelakakan janin.[4]
Kategori D (TGA):Penggunaan hydroxyurea oleh TGA tidak disarankan pada ibu hamil dikarenakan obat ini memiliki sifat embriotoksik dan berpotensi menyebabkan malformasi janin.[7]
Pada studi binatang, hydroxyurea ditemukan karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik. Hydroxyurea ditemukan dapat menyebabkan gangguan fertilitas baik pada pria maupun wanita, seperti atrofi testis, penurunan spermatogenesis, dan berkurangnya keberhasilan untuk hamil.[4,7]
Penggunaan hydroxyurea pada ibu hamil telah dilakukan pada beberapa studi. Studi Ballas S et al. telah meneliti efek penggunaan hydroxyurea pada kehamilan dengan anemia sel sabit dan menemukan bahwa tidak terdapat perubahan teratogenik pada janin yang lahir cukup bulan maupun prematur.
Studi penggunaan hydroxyurea pada kehamilan dengan gangguan myeloproliferatif, terutama trombositemia esensial, juga telah diteliti pada studi Thauvin–Robinet C et al. Studi case series pada 31 wanita ditemukan bahwa tidak terdapat malformasi mayor pada bayi yang lahir. Walaupun tidak ditemukan efek hydroxyurea pada janin, studi pada ibu hamil dengan skala besar masih diperlukan.[21,22]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Hydroxyurea diekskresikan dalam air susu ibu (ASI) sebanyak 2,2 mg atau 0,41 mg/kgBB selama 24 jam dan 1,2 mg dari total diekskresikan pada 4 jam pertama. Akan tetapi, efek terhadap bayi sampai sekarang belum diketahui.
Selain itu, tidak menyusui 3 jam setelah penggunaan hydroxyurea oleh ibu juga ditemukan dapat menurunkan dosis bayi sampai setengah. Akibat potensi karsinogen pada hydroxyurea, penghentian menyusui saat penggunaan hydroxyurea lebih disarankan.[4,15]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli