Pengawasan Klinis Busulfan
Pengawasan klinis busulfan penting dilakukan karena obat ini dapat menyebabkan beberapa efek samping berat seperti depresi sumsum tulang, kejang, dan kejadian vasooklusif.
Berikut merupakan beberapa pengawasan klinis yang perlu dilakukan selama penggunaan busulfan:
Therapeutic drug monitoring: penyesuaian dosis sesuai respon masing-masing pasien
- Aplasia sumsum tulang: pemeriksaan hitung leukosit setiap minggu untuk menentukan kapan busulfan dihentikan
- Penyakit venooklusif hepar: pemeriksaan gejala dan tanda vasooklusi dan pemeriksaan laboratorium fungsi hepar
- Adanya gejala klinis yang mengarah ke toksisitas pulmonal: sesak napas, batuk kering, demam, dan ronkhi
- Observasi kejang perlu dilakukan, terutama pada pasien dengan riwayat kejang, cedera kepala, atau mereka yang mengonsumsi obat epileptogenik
- Penggunaan kontrasepsi dan tes kehamilan jika pasien dicurigai hamil. Busulfan bersifat toksik terhadap janin, sehingga pasien tidak disarankan untuk hamil selama penggunaan busulfan[1,6,9]