Kontraindikasi dan Peringatan Chlorhexidine
Kontraindikasi chlorhexidine adalah riwayat hipersensitivitas terhadap chlorhexidine dan komponen lain dalam sediaannya. Peringatan penting yang harus diperhatikan selama menggunakan chlorhexidine adalah risiko timbulnya reaksi alergi hingga anafilaksis, risiko gangguan persepsi rasa, dan risiko staining gigi yang tidak dapat dihilangkan.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian chlorhexidine adalah riwayat alergi terhadap chlorhexidine atau terhadap komponen lain dalam produknya.[1,5]
Peringatan
Peringatan yang perlu diperhatikan pada pemberian chlorhexidine adalah efek samping yang mungkin timbul, risiko bila obat tidak sengaja tertelan, dan efek yang bisa timbul akibat cara pemakaian yang kurang tepat.
Risiko Alergi dan Risiko Gangguan Oral
Chlorhexidine dilaporkan dapat menimbulkan reaksi alergi serius termasuk anafilaksis. Pasien mungkin mengalami urtikaria, sesak napas, wheezing, edema wajah, ruam yang parah, hipotensi, dan syok. Sediaan oral dilaporkan dapat menimbulkan perubahan persepsi rasa dan perubahan warna gigi (staining) yang tidak bisa dihilangkan.
Risiko Bila Obat Tertelan
Ingesti 30–60 mL chlorhexidine glukonat 0,12% pada anak-anak dapat menyebabkan mual atau gejala intoksikasi alkohol. Bayi yang menelan chlorhexidine 0,05% dalam jumlah yang cukup banyak dapat mengalami edema lidah, ulkus mulut, dan edema pulmonal. Orang lanjut usia yang menelan 200 mL chlorhexidine 5% dapat mengalami acute respiratory distress syndrome. Ingesti chlorhexidine 30 gram dapat menyebabkan degenerasi hepar dan hepatitis lobular.[3,9,11]
Risiko Bila Cara Pemakaian Tidak Tepat
Hindari kontak dengan mata, otak, meninges, dan telinga tengah. Obat ini umumnya tidak dianjurkan untuk persiapan operasi wajah dan kepala. Biasanya, chlorhexidine hanya digunakan untuk disinfeksi superfisial di bagian tubuh lain. Chlorhexidine 4% yang berkontak dengan mata dapat menyebabkan edema stroma, opasifikasi kornea, dan vaskularisasi.
Chlorhexidine yang masuk secara intravena dapat menyebabkan hemolisis dan hipoksemia. Chlorhexidine juga bersifat ototoksik pada bagian telinga tengah dan dapat menyebabkan ketulian. Efek ini mungkin disebabkan oleh kerusakan nervus vestibular dan struktur koklear.
Obat ini tidak disarankan untuk diaplikasikan pada luka atau bagian tubuh yang lebih dalam. Pemberian chlorhexidine untuk irigasi intraartikular dapat menyebabkan nyeri, edema, krepitasi, kekakuan, nekrosis parsial kartilago, dan fibrosis sinovium.[2,3]