Efek Samping dan Interaksi Obat Copper T
Efek samping copper-T yang paling sering terjadi adalah perdarahan dan nyeri, serta perubahan siklus menstruasi. Copper-T direkomendasikan WHO untuk tidak digunakan pada HIV stadium lanjut karena potensi interaksi obat.
Efek Samping
Efek samping yang paling sering terjadi akibat penggunaan copper-T adalah:
- Siklus menstruasi menjadi ireguler, perdarahan lebih banyak, dan dismenorea
- Perdarahan dan nyeri bisa berlanjut di luar siklus menstruasi atau menstrual spotting
Kedua efek samping tersebut seringkali menjadi penyebab pelepasan copper-T pada tahun pertama pemasangan. Walau demikian, penelitian membuktikan bahwa efek samping ini akan berkurang seiring dengan waktu.
Dokter hendaknya menjelaskan terlebih dahulu kepada pasien mengenai risiko efek samping ini dan bahwa efek samping tersebut akan membaik seiring dengan berjalannya waktu, baik di awal pemasangan, maupun saat pasien ingin melepas copper-T tersebut supaya diharapkan pasien tidak jadi melepas alat kontrasepsi tersebut.[4,7]
Risiko efek samping lain yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
- Perforasi uteri atau serviks
- Ekspulsi copper-T, komplit maupun parsial
Infeksi radang panggul atau pelvic inflammatory disease(PID)[12]
- Kehamilan intrauterin
- Abortus septik
- Kehamilan ektopik
- Anemia
- Vaginitis
- Dispareunia
- Leukorea
Interaksi Obat
Copper-T diduga berinteraksi dengan obat antiretroviral namun hubungan ini masih belum jelas. WHO merekomendasikan untuk tidak menggunakan metode kontrasepsi ini jika masih terdapat pilihan lain pada kasus HIV lanjut atau berat (Stage WHO 3 atau 4).[10]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri