Kontraindikasi dan Peringatan Copper T
Kontraindikasi copper-T terutama pada pasien dengan riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap copper-T. Peringatan untuk segera mengeluarkan copper-T jika pasien dikonfirmasi hamil.
Kontraindikasi
Kontraindikasi copper-T adalah sebagai berikut:
- Hamil atau kecurigaan hamil
- Bentuk uterus abnormal yang menyebabkan kavum uteri mengalami distorsi
- Infeksi radang panggul akut, atau adanya resiko tinggi terjadi infeksi radang panggul
Endometritis postpartum atau postabortus dalam 3 bulan terakhir
- Keganasan uterus atau serviks
- Perdarahan genital tanpa sebab yang jelas mengarah kecurigaan kehamilan dan keganasan
- Servisitis mukopurulen
- Wilson’s disease
- Alergi terhadap copper-T
- Penggunaan alat kehamilan dalam rahim (AKDR) sebelumnya dan belum diekstraksi[6,8]
Peringatan
Berikut adalah kondisi-kondisi yang memerlukan peringatan penggunaan copper-T:
Kehamilan Intrauterin
Apabila kehamilan intrauterin telah dikonfirmasi, copper-T harus segera dikeluarkan. Pengeluaran dapat dilakukan secara manual dengan menarik benang copper-T, namun apabila benang tidak tampak pada ostium serviks, pengeluaran dapat dipandu oleh pemeriksaan USG.
Abortus spontan, komplikasi selama masa kehamilan, kelainan bawaan lahir, sepsis, bahkan kematian merupakan komplikasi yang dapat terjadi meskipun copper-T telah berhasil dikeluarkan.
Infeksi Pelvis
Insiden tertinggi terjadi infeksi radang panggul adalah 20 hari setelah pemasangan AKDR. Angka kejadian infeksi pelvis memiliki asosiasi yang sangat erat dengan kejadian infeksi menular seksual (IMS), maka AKDR tidak direkomendasikan pada orang dengan resiko tinggi IMS.
Pemberian antibiotik setelah pemasangan copper-T terbukti tidak menurunkan insidensi terjadinya infeksi pelvis. Infeksi pelvis dapat menyebabkan konsekuensi yang berat seperti kerusakan tuba (cenderung terjadi kehamilan ektopik dan infertilitas), prosedur histerektomi, sepsis hingga kematian. Tata laksana yang harus dilakukan adalah pemberian antibiotik adekuat sesuai organisme penyebab dan pelepasan AKDR.
Perforasi
Perforasi sebagian atau total pada dinding uterus atau serviks dapat terjadi pada proses pemasangan copper-T, dan dapat tidak terdeteksi dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, migrasi secara spontan juga dapat terjadi. Jika terjadi perforasi, segera keluarkan copper-T.
Komplikasi yang dapat terjadi bila terjadi perforasi adalah adhesi ke rongga intraperitoneal, sehingga bisa menyebabkan penetrasi intestinal, obstruksi usus, dan/atau merusak organ sekitar copper-T. Tata laksana pengeluaran copper-T adalah dilakukan pencitraan sebelum operasi dengan laparoskopi dan dilanjutkan dengan laparotomi.
Ekspulsi
Ekspulsi dapat terjadi ketika siklus menstruasi atau bulan pertama setelah pemasangan copper-T. Resiko ekspulsi meningkat pada wanita nulipara.[6,8]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri