Efek Samping dan Interaksi Obat Levonorgestrel/ Etinil Estradiol
Efek samping levonorgestrel/ etinil estradiol (LNG/EE) yang paling sering terjadi di antaranya adalah nyeri payudara dan perubahan pola haid. Interaksi obat di antaranya dengan obat yang menginduksi CYP3A4, seperti phenytoin, lamotrigine, dan griseofulvin.
Efek Samping
Efek samping termasuk efek yang general dan perubahan pola haid. Efek samping levonorgestrel/ etinil estradiol terdiri dari efek samping general dan perubahan pola haid.
Efek samping general:
- Mual muntah
- Sakit kepala
- Nyeri payudara
- Perubahan berat badan
- Perubahan mood
- Perbaikan atau perburukan jerawat
Perubahan pola haid:
- Haid tidak teratur
- Tidak haid
- Darah haid sedikit
- Haid lebih singkat
- Spotting pada awal siklus haid[2,13]
Kondisi lain yang dapat timbul adalah peningkatan tekanan darah, ginekomastia, depresi, edema, perubahan libido, hirsutisme, kolasma, gangguan nafsu makan, dan retensi cairan.[2,3]
Dalam menangani efek samping, pasien harus diedukasi untuk tetap mengonsumsi pil KB karena jika dihentikan dapat memperburuk efek samping. Pasien juga disarankan mengonsumsi pil KB pada jam yang sama setiap hari, pil KB dapat diminum bersama makanan atau pada saat tidur untuk mengurangi mual, dan segera menemui dokter apabila efek samping sangat mengganggu.[13]
Beberapa laporan kasus melaporkan adanya reaksi kulit akibat fototoksisitas sinar ultraviolet B (UVB) dan hepatitis sitolitik.[16,17] Pada keadaan overdosis, gejala yang sering kali timbul adalah mual dan muntah serta haid palsu (withdrawal bleeding). Pasien yang mengalami overdosis dapat ditangani dengan antiemetik atau karbon teraktivasi.[2,13]
Interaksi Obat
Interaksi obat levonorgestrel/ etinil estradiol dengan obat lainnya bisa mengubah konsentrasi obat dan efek terapi obat tersebut seperti dengan golongan anti-fungal atau statins. Selain itu, penggunaan LNG/EE juga dapat mengubah farmakokinetik obat lain seperti dengan golongan antikonvulsan (diazepam).
Perubahan Konsentrasi dan Efek Terapi Obat
Levonorgestrel/ etinil estradiol (LNG/EE) dapat berinteraksi dengan penginduksi CYP3A4, sehingga menurunkan efek terapi LNG/EE, seperti phenobarbital, phenytoin, lamotrigin, griseofulvin, ampicillin, tetracycline, carbamazepine, nevirapin, rifampicin, dan barbiturate.
Beberapa obat lain dapat meningkatkan konsentrasi levonorgestrel/ etinil estradiol dalam darah, seperti asam askorbat, paracetamol, itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan buah jeruk bali (grapefruit). Jika dikonsumsi bersamaan dengan atorvastatin atau rosuvastatin dapat meningkatkan konsentrasi EE sekitar 20%.
Penggunaan kontrasepsi obat komunikasi bersama dengan obat-obat untuk infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Hepatitis C akan menyebabkan perubahan konsentrasi hormon progesteron dan/atau estrogen dalam darah. Obat-obat seperti indinavir, atazanavir/ritonavir, dan etravirine dapat meningkatkan konsentrasi LNG/EE, sedangkan obat-obat seperti, nelfinavir, darunavir/ ritonavir, fosamprenavir/ ritonavir, lopinavir/ ritonavir, tipranavir/ ritonavir, dan nevirapine dapat menurunkan konsentrasi LNG/EE. Studi uji klinis pada 20 wanita menunjukkan bahwa obat antiretroviral Cabotegravir yang baru dikembangkan tidak memiliki efek tertentu pada LNG/EE, sehingga dapat digunakan dengan baik. Obat ini belum ada di Indonesia dan masih harus dilakukan penelitian kembali.
Perubahan Farmakokinetik Obat Lain
Kandungan EE dalam levonorgestrel/ etinil estradiol dapat juga berinteraksi dengan psikofarmaka. EE menurunkan ekskresi dari alprazolam dan diazepam, tetapi meningkatkan ekskresi lorazepam. Selain itu, EE juga bekerja antagonis terhadap antikoagulan serta dapat menghambat metabolisme prednisolon, teofilin, tizanidin, dan siklosporin.[2,3,18]