Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Levonorgestrel/ Etinil Estradiol
Penggunaan levonorgestrel/ etinil estradiol (LNG/EE) pada kehamilan dikategorikan ke dalam Kategori X oleh FDA dan dalam Kategori B3 oleh TGA. Namun, pada wanita yang secara tidak sengaja menggunakan LNG/EE pada awal kehamilan, tidak ditemukan risiko cacat lahir. Obat ini tidak dianjurkan pada ibu menyusui karena dapat mengurangi produksi air susu ibu dan dapat dikeluarkan ke air susu.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori X (FDA): Penggunaan levonorgestrel/ etinil estradiol serta obat kontraseptik lainnya dikontraindikasikan pada kehamilan karena bertujuan untuk mencegah kehamilan.
Kategori B3 (TGA): Observasi pada pasien-pasien tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau risiko lain terhadap janin.[7,8,19,22]
Namun, pada wanita yang menggunakan levonorgestrel/etinil estradiol pada awal kehamilan secara tidak sengaja (yaitu sebelum mengetahui bahwa mereka telah hamil), ada sedikit atau tidak ada peningkatan risiko cacat lahir.
Dalam studi epidemiologis dan meta-analisis belum menemukan peningkatan risiko cacat lahir genital atau non-genital (termasuk anomali jantung dan cacat reduksi tungkai) setelah terpapar kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah sebelum konsepsi atau selama awal kehamilan.
Sebelum penggunaan obat ada kemungkinan untuk kehamilan terjadi, atau gagal penggunaan kontrasepsi darurat. Selain itu, kehamilan bisa terjadi akibat hubungan seksual tambahan. Dalam kasus ini, levonorgestrel/ etinil estradiol oral tidak memiliki efek samping yang diketahui pada kehamilan.[21,22]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Levonorgestrel/ etinil estradiol dikeluarkan melalui ASI. Bayi dari ibu menyusui yang menggunakan levonorgestrel/ etinil estradiol dapat mengalami efek samping berupa ikterus. Levonorgestrel/ etinil estradiol juga diketahui dapat menyebabkan penurunan produksi dan merubah komposisi ASI. Oleh karena itu, obat ini tidak direkomendasikan untuk digunakan pada ibu menyusui sampai anak disapih.[2,3,7,8]