Efek Samping dan Interaksi Obat Medroxyprogesterone acetate
Efek samping medroxyprogesterone acetate atau medroksiprogesteron asetat di antaranya perubahan siklus menstruasi, peningkatan berat badan, penurunan libido, jerawat, dan nyeri kepala. Interaksi obat dengan medroxyprogesterone acetate terutama terjadi karena metabolisme obat di liver melalui jalur CYP3A4.[1,2,10]
Efek Samping
Efek samping yang sering timbul dari penggunaan medroxyprogesterone acetate adalah perubahan siklus menstruasi (35%), peningkatan berat badan (18%), penurunan libido (11%), jerawat (10%), dan nyeri kepala (9%).[10]
Perubahan pada siklus menstruasi dapat bervariasi, dari amenorrhea, flek/spotting yang tidak reguler, durasi menstruasi yang berkepanjangan, hingga menorrhagia. Seiring dengan lamanya penggunaan obat, lebih sedikit pengguna yang mengalami pendarahan tidak reguler, dan lebih banyak yang mengalami amenorrhea. Jika pendarahan abnormal yang terjadi menetap atau berat, dibutuhkan pemeriksaan ginekologi dan tata laksana lebih lanjut.[1,10,12]
Selain efek samping sistemik, medroxyprogesterone acetate juga berisiko menyebabkan reaksi di lokasi penyuntikkan (6%), terutama nyeri. Pada 1% pengguna, perubahan kulit yang persisten dapat terjadi, seperti atrofi atau indurasi.[10,12]
Efek samping lainnya (1‒5%) yang telah dilaporkan akibat penggunaan medroxyprogesterone acetate adalah:
- Efek umum: malaise
- Pernafasan: bronkitis, influenza, faringitis, nasofaringitis, sinusitis, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
- Saluran cerna: nyeri abdomen, distensi abdomen, diare, mual
- Saluran kemih dan reproduksi: infeksi saluran kemih, kandidiasis vaginal, vaginitis, vaginosis bakterial
- Payudara: nyeri payudara, galaktorea
- Saraf: insomnia, pusing
- Muskuloskeletal: arthralgia, nyeri punggung bawah, nyeri tungkai
- Psikiatri: gelisah (anxiety), depresi, iritabel [10,12]
Interaksi Obat
Medroxyprogesterone acetate dapat berinteraksi dengan berbagai obat, yaitu obat yang menginduksi enzim hepar, obat penghambat HIV protease dan penghambat non-nucleoside reverse transcriptase, antibiotik, dan aminoglutethimide.[1,2,10]
Obat yang Menginduksi Enzim Hepar
Terdapat beberapa jenis obat atau produk herbal yang dapat menginduksi enzim CYP3A4, yang berperan dalam metabolisme medroxyprogesterone acetate, sehingga akan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone acetate di serum dan mengganggu efektifitasnya.
Beberapa jenis obat yang menginduksi enzim hepar adalah barbiturate, carbamazepine, griseofulvin, oxcarbazepine, phenytoin, dan rifampicin.[1,2,10]
Penghambat HIV Protease dan Penghambat Non-Nucleoside Reverse Transcriptase
Perubahan signifikan pada konsentrasi progestin di plasma (meningkat maupun menurun) telah dilaporkan pada beberapa kasus pemberian progestin bersamaan dengan penghambat HIV protease dan penghambat non-nucleoside reverse transcriptase.
Contoh penghambat HIV protease adalah lopinavir dan ritonavir.[1,2,10]
Antibiotik
Terdapat beberapa kasus terjadinya kehamilan selama pemakaian kontrasepsi hormonal dan antibiotik. Namun, penelitian farmakokinetik tidak menunjukkan adanya efek konsisten antibiotik terhadap konsentrasi steroid sintetik di plasma.[1,2,10]
Aminoglutethimide
Penggunaan aminoglutethimide bersamaan dengan medroxyprogesterone acetate dikatakan dapat menurunkan serum konsentrasi medroxyprogesterone acetate.[1,2,10]
Perubahan pada Hasil Laboratorium
Penggunaan medroxyprogesterone acetate dapat mempengaruhi hasil tes di laboratorium, seperti:
- Kadar steroid di plasma dan urin menurun (misalnya progesteron, estradiol, testosteron, kortisol)
- Kadar gonadotropin menurun
- Kadar sex hormone binding globulin (SHBG) menurun
- Tes koagulasi untuk protrombin (faktor II), serta faktor VII, VIII, IX dan X dapat meningkat
- Fungsi liver dapat meningkat[1,2,10]
Efek medroxyprogesterone acetate pada metabolisme lipid tidak konsisten. Pada penelitian dapat terjadi peningkatan maupun penurunan kadar total kolesterol dalam darah, termasuk kadar trigliserida, low-density lipoprotein (LDL), dan high-density lipoprotein (HDL).[1,2,10]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini