Kontraindikasi dan Peringatan Medroxyprogesterone acetate
Kontraindikasi medroxyprogesterone acetate atau medroksiprogesteron asetat terutama pada kehamilan atau perempuan yang berencana hamil. Peringatan penggunaan obat ini yang harus diperhatikan adalah kapan kembalinya ovulasi dan fertilitas, serta risiko penggunaan jangka panjang, seperti penurunan densitas tulang, tromboemboli, dan kanker payudara.[1,2,4,10]
Kontraindikasi
Kontraindikasi medroxyprogesterone acetate terutama pada kehamilan atau perempuan yang diduga hamil. Selain itu, penggunaan obat ini juga kontraindikasi pada:
- Pendarahan pervagina yang persisten, berulang, dan belum terdiagnosis
- Keganasan payudara yang diketahui atau diduga
- Tromboflebitis aktif, riwayat tromboflebitis, atau penyakit vaskular serebral
- Gangguan atau penyakit hepar yang signifikan, seperti sirosis berat, karsinoma hepatoselular, atau neoplasma hepar lainnya
- Adanya hipersensitivitas terhadap medroxyprogesterone acetate[1,2,4,10]
Peringatan
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada penggunaan medroxyprogesterone acetate adalah kembalinya ovulasi dan fertilitas, penurunan densitas tulang, tromboemboli, kanker payudara dan kanker lainnya, retensi cairan, penurunan toleransi glukosa, serta risiko penyakit lainnya.[1,10]
Kembalinya Ovulasi dan Fertilitas
Kembalinya ovulasi dan fertilitas setelah penggunaan medroxyprogesterone acetate membutuhkan waktu. Pada wanita yang beberapa kali menerima injeksi medroxyprogesterone acetate, waktu rerata ovulasi dan hamil adalah 10 bulan (4‒31 bulan) setelah injeksi terakhir. Waktu tercepat ovulasi dan hamil adalah 6 bulan setelah injeksi terakhir.[1,10]
Pada wanita yang baru satu kali menerima injeksi medroxyprogesterone acetate, ovulasi dapat terjadi dalam 14 minggu pasca injeksi.[1,10]
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan medroxyprogesterone acetate 150 mg dapat hamil hamil dalam 12 bulan pasca injeksi terakhir (68%), hamil dalam 15 bulan pasca injeksi terakhir (83%), dan hamil dalam 18 bulan pasca injeksi terakhir (93%).[1,10]
Perlu diingatkan bahwa penggunaan medroxyprogesterone acetate tidak memberikan proteksi terhadap infeksi menular seksual dan HIV.[1,10]
Penurunan Densitas Tulang
Penggunaan medroxyprogesterone acetate mengurangi kadar estrogen di serum, yang diasosiasikan dengan penurunan densitas tulang secara signifikan. Penurunan densitas tulang ini terutama dikhawatirkan pada remaja dan dewasa muda, yang merupakan periode kritis terjadinya pertumbuhan tulang.[1,3,10]
Penurunan densitas tulang ini berkorelasi dengan lama pemakaian medroxyprogesterone acetate, sehingga pemakaian jangka panjang (>2 tahun) hanya disarankan jika metode kontrasepsi lain tidak dapat digunakan.[1,3,10]
Penggunaan medroxyprogesterone acetate harus dipertimbankan pada wanita dengan faktor risiko osteoporosis, seperti penyakit tulang metabolik, perokok dan/atau konsumsi alkohol kronik, anoreksia nervosa, riwayat keluarga osteoporosis, serta penggunaan obat-obatan jangka panjang yang dapat menurunkan massa tulang, seperti antikonvulsan atau kortikosteroid.[1,3,10]
Walaupun tidak ada penelitian yang menyatakan bahwa konsumsi kalsium dan vitamin D dapat mengurangi penurunan densitas tulang pada wanita yang menggunakan medroxyprogesterone acetate, tetapi semua perempuan sebaiknya memiliki asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat.[1,3,10]
Gangguan Tromboemboli
Terdapat beberapa laporan terjadinya trombosis serius pada wanita yang mendapat injeksi medroxyprogesterone acetate 150 mg. Namun, telah ditemukan bahwa medroxyprogesterone acetate tidak mencetuskan gangguan trombosis maupun tromboemboli.[1,10,13]
Walaupun demikian, injeksi medroxyprogesterone acetate ulangan tidak diberikan jika pada injeksi sebelumnya terjadi penurunan visus total atau parsial mendadak, proptosis mendadak, diplopia, migren, atau papilledema/lesi di vaskular retina.[1,10,13]
Risiko Kanker Payudara
Semua wanita yang menderita atau mempunyai riwayat kanker payudara sebaiknya tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, termasuk medroxyprogesterone acetate. Kanker payudara bersifat sensitif terhadap hormon.[1,10,14]
Wanita yang memiliki nodul payudara dan riwayat kanker payudara di keluarga sebaiknya dipantau lebih ketat saat menggunakan medroxyprogesterone acetate. Suatu penelitian menemukan perempuan yang mengonsumsi peroral estrogen dan medroxyprogesterone acetate bersamaan setiap hari mengalami peningkatan risiko kanker payudara invasif.[1,10,14]
Suatu penelitian menemukan bahwa kanker payudara jarang terjadi pada wanita muda, di mana peningkatan risiko kanker payudara terkait medroxyprogesterone acetate tampaknya menghilang setelah penghentian penggunaan. Namun, dibutuhkan identifikasi lanjut terkait potensi risiko berdasarkan bentuk dan dosis kontrasepsi.[1,10,14]
Risiko Kanker Lainnya
Penambahan progestin pada suatu terapi estrogen dapat menurunkan risiko terjadinya hiperplasia endometrium, yang dapat merupakan suatu prekursor kanker endometrium. Namun, penggunaan medroxyprogesterone acetate tidak diasosiasikan dengan peningkatan risiko kanker hepar, ovarium, dan serviks.[1,10]
Retensi Cairan
Obat dengan kandungan progesteron seringkali menyebabkan retensi cairan. Oleh karena itu, penggunaan medroxyprogesterone acetate harus hati-hati pada kasus epilepsi, migrain, asma, dan disfungsi renal atau jantung.[1,10]
Penurunan Toleransi Glukosa
Penggunaan progesteron pada beberapa pasien dapat menurunkan toleransi glukosa, sehingga penggunaan medroxyprogesterone acetate harus hati-hati pada perempuan dengan diabetes mellitus.[1,10]
Risiko Penyakit Lainnya
Medroxyprogesterone acetate harus hati-hati jika digunakan bersama dengan estrogen konjugasi lainnya, karena dapat meningkatkan risiko stroke, infark miokard, emboli paru, deep vein thrombosis (DVT), dan kanker payudara.[1,10]
Selain itu, beberapa peringatan dalam penggunaan medroxyprogesterone acetate adalah hati-hati pada perempuan dengan riwayat:
- Pengobatan depresi
- Nyeri abdomen hebat, yang mungkin disebabkan oleh kehamilan ektopik
- Jaundice atau gangguan hepar [1,4,10]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini