Farmakologi Albumin
Farmakologi albumin adalah sebagai plasma expander yang mampu meningkatkan tekanan onkotik intravaskular. Albumin tergolong sebagai produk darah, yang banyak digunakan sebagai terapi pengganti pada kondisi hipoalbuminemia, hipoproteinemia, dan hipovolemia.
Farmakodinamik
Albumin merupakan protein serum utama yang memiliki beberapa fungsi fisiologis penting, termasuk pemeliharaan tekanan osmotik, pengikatan berbagai macam senyawa, dan aktivitas antioksidan plasma. Albumin dapat diberikan pada pasien hipoalbuminemia, hipoproteinemia, dan hipovolemia.
Pemeliharaan Tekanan Osmotik
Berat molekul albumin (66,5 kD) kurang dari setengah gamma globulin (160 kD), sehingga aktivitas osmotik albumin per gram diperkirakan sekitar 2,3 kali lipat dari gamma globulin. Selain itu, muatan negatif albumin yang tinggi tidak mengikat tetapi menahan ion natrium di medannya (efek Gibbs-Donnan), sehingga meningkatkan aktivitas osmotik intrinsik albumin sekitar 50%.
Dengan mekanisme kerja ini, albumin diperkirakan berperan sebesar 80% dari aktivitas osmotik koloid plasma normal. Ketika konsentrasi albumin serum menurun, peningkatan globulin tidak cukup untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid normal.[1,2,3,5,8]
Pengikatan Senyawa
Albumin mengikat dan membawa berbagai macam molekul hidrofobik, baik yang endogen maupun eksogen. Oleh karenanya albumin akan mempengaruhi solubilitas, transportasi, metabolisme, dan eliminasi molekul tersebut. Contoh molekul endogen yang dipengaruhi albumin adalah kolesterol, asam lemak, bilirubin, dan tiroksin. Contoh zat eksogen yang dipengaruhi albumin adalah obat-obatan, ion logam transisi, dan gas oksida nitrat.[2,5]
Aktivitas Antioksidan
Albumin diperkirakan berperan >50% dari total antioksidan plasma. Aktivitas ini dikaitkan dengan kelompok albumin sulfhidril tereduksi yang melimpah yang dilaporkan mampu mengais berbagai radikal bebas oksigen, termasuk asam hipoklorit dan oksida nitrat. Selain dari mekanisme tersebut, albumin juga mengikat bilirubin tak terkonjugasi yang merupakan suatu antioksidan kuat.[2]
Farmakokinetik
Albumin merupakan komponen normal dari plasma. Albumin eksogen sering digunakan sebagai plasma expander yang mampu meningkatkan tekanan onkotik intravaskular.
Absorpsi
Pemberian albumin dilakukan dengan sedian intravena sehingga sediaan obat langsung masuk ke peredaran darah.[4]
Distribusi
Albumin didistribusikan ke kompartemen plasma sebesar 30-40% dan kompartemen ekstravaskular sebesar 67%. Waktu paruh albumin adalah 16 jam. Kadar albumin pada laki laki dengan berat 70 kg diestimasikan mencapai 350 g.[4,8]
Metabolisme
Metabolisme albumin dilakukan di hepar dan dikeluarkan segera ke aliran darah dengan kecepatan 10-15 mg/hari. Albumin umumnya tidak disimpan atau hanya disimpan dalam jumlah sedikit di hepar.[1,8,9]
Eliminasi
Waktu paruh eliminasi albumin adalah 15-20 hari. Ekskresi terjadi melalui mukosa intestinal dengan perkiraan 15 g/hari.[4,8]