Kontraindikasi dan Peringatan Albumin
Perlu diperhatikan bahwa albumin kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap albumin, komponen lain dalam sediaan, dan produk plasma darah lainnya. Peringatan penggunaan albumin diperlukan pada pasien dimana terdapat peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas jika terjadi hipervolemia atau hemodilusi, misalnya pasien dengan gagal jantung.
Kontraindikasi
Albumin kontraindikasi pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas pada obat ini atau komponen lain dalam sediaan, serta hipersensitivitas terhadap perflutren atau produk darah. Kontraindikasi lain adalah penggunaan pada pasien dengan anemia berat ataupun gagal jantung.[3,4,8]
Peringatan
Perhatikan tanda tanda hipersensitivitas yang muncul pada pasien yang menerima dosis albumin. Persiapkan pertolongan pertama jika kondisi anafilaksis ditemukan.
Penggunaan albumin harus hati-hati pada pasien dengan gagal jantung, hipertensi arterial, varises esofagus, edema paru, diatesis hemoragik, anemia berat, dan anuria renal dan post renal. Populasi tersebut akan mengalami peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas jika terjadi hemodilusi ataupun hipervolemia.
Albumin tidak boleh diencerkan dengan air steril untuk injeksi karena dapat terjadi hemolisis. Sebaiknya digunakan cairan salin normal atau dextrose 5%.
Pengawasan terhadap profil koagulasi dan hematokrit diperlukan, terutama jika albumin digunakan dalam jumlah besar. Jika diindikasikan, lakukan substitusi adekuat terhadap komponen darah lain seperti platelet dan elektrolit.
Albumin memiliki efek osmotik 4 kali lebih tinggi dibandingkan darah manusia, sehingga klinisi perlu memastikan pasien memiliki hidrasi yang adekuat selama terapi dengan albumin. Perhatikan risiko overload dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah arteri dan frekuensi nadi, tekanan vena sentral, oklusi arteri pulmonal, luaran urine, kadar elektrolit, kadar hematokrit, dan kadar hemoglobin.
Produk albumin dibuat menggunakan plasma darah manusia, sehingga dapat menjadi jalur transmisi agen infeksi. Pemberian albumin meningkatkan risiko transmisi virus dan penyakit Creutzfeldt-Jakob.[3,4,8]