Indikasi dan Dosis Ringer Laktat
Indikasi pemberian ringer laktat atau RL adalah untuk resusitasi cairan, misalnya pada pasien syok, luka bakar, demam berdarah dengue, dan dehidrasi. Dosis tergantung kondisi yang mendasari, berat badan, status asam-basa, dan usia pasien.[3,7]
Resusitasi Syok Hipovolemik
Pada syok yang disebabkan oleh pendarahan, cairan RL lebih sering digunakan untuk meminimalisir asidosis dan tidak menyebabkan hiperkloremia.[11]
Tata laksana cairan syok hipovolemik adalah:
- Mengatasi syok dengan cairan kristaloid (RL atau salin normal) 20 mL/kgBB dalam 30‒60 menit, yang dapat diulang
- Memberikan sisa defisit cairan 50% dalam 8 jam pertama dan 50% sisanya dalam 16 jam berikutnya[11,12]
Resusitasi Luka Bakar
Dosis resusitasi cairan RL pada kondisi luka bakar dapat menggunakan rumus Parkland, yaitu:
- Cairan diberikan dalam 24 jam sebanyak 4 mL/kgBB/luas luka bakar dalam %
- Untuk 24 jam pertama, kebutuhan cairan diberikan 50% dalam 8 jam, sedangkan 50% berikutnya diberikan dalam 16 jam
- Untuk 24 jam kedua, kebutuhan cairan diberikan secara merata[9,13]
Demam Berdarah Dengue
Defisit volume intravaskular pada pasien demam dengue harus dikoreksi dengan cairan isotonik, seperti larutan RL. Dosis pemberian sesuai derajat penyakitnya, yaitu:
- Derajat I dan II: pemberian cairan sebanyak jumlah kebutuhan cairan harian ditambah defisit 5%
Dengue shock syndrome: cairan diberikan 10 mL/kgBB secara bolus pada anak-anak, atau 300‒500 mL selama 1 jam untuk dewasa. Pada syok berat, diberikan cairan secara agresif[14]
Resusitasi Dehidrasi
Cairan kristaloid yang paling sering digunakan untuk resusitasi cairan pada pasien dehidrasi adalah salin normal dan RL. Namun, pemberian salin normal dalam jumlah besar dapat menginduksi asidosis metabolik, sehingga RL lebih baik dipilih untuk pasien yang memerlukan resusitasi cairan dalam jumlah besar.[15]
Resusitasi Dehidrasi Pasien Dewasa
Apabila terjadi dehidrasi berat, maka pada pasien dewasa dapat diberikan 100 mL/kgBB.[15]
Resusitasi Dehidrasi Pasien Anak
Pada pasien anak, telah banyak penelitian yang membandingkan pemberian cairan RL dengan salin normal. Beberapa pedoman berpendapat bahwa pasien anak sebaiknya tidak diberikan RL, karena bersifat hipertonik dan dapat menurunkan kadar natrium pasien.[16]
Pada kondisi dehidrasi, kebutuhan cairan anak diperhitungkan berdasarkan derajat dehidrasi, yaitu:
- Dehidrasi ringan terjadi defisit cairan sebesar 1‒5% dari berat badan
- Dehidrasi sedang terjadi defisit cairan sebesar 6‒9% dari berat badan
- Dehidrasi berat terjadi defisit cairan sebesar 10‒15% dari berat badan[17]
Cairan Rumatan
Ringer laktat dapat diberikan sebagai cairan rumatan atau perawatan lanjutan pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Cairan Rumatan Pasien Dewasa
Pemberian cairan rumatan pasien dewasa adalah:
- Dosis harian maksimum 40 mL/kgBB/hari, dengan kadar natrium 5,24 mmol/kg/hari dan kalium maksimal 0,22 mmol/kg/hari
- Laju kecepatan infus tidak lebih dari 5 mL/kgBB/jam
- Dosis disesuaikan kembali berdasarkan kebutuhan dan kondisi medis pasien[4,7,10]
Cairan Rumatan Pasien Anak
Pemberian cairan rumatan pasien anak adalah:
- Dosis harian 20‒100 ml/kgBB/hari dengan kadar natrium 2,6‒13 mmol/kgBB/hari dan kalium 0,08‒0,54 mmol/kgBB/hari
- Laju kecepatan infus maksimal 4‒8 mL/kgBB/jam bila usia 28 hari hingga 23 bulan
- Laju kecepatan infus maksimal 2‒4 mL/kgBB/jam bila usia 2‒11 tahun
- Dosis dan laju infus disesuaikan kembali berdasarkan kebutuhan dan kondisi medis pasien[4,7,10]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini