Indikasi dan Dosis Bromocriptine
Indikasi bromocriptine adalah tata laksana Parkinson, hiperprolaktinemia, adenoma pituitari, dan akromegali. Bromocriptine juga digunakan sebagai tata laksana pada kasus diabetes melitus tipe 2.[1,8,9]
Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurologis progresif yang ditandai dengan kumpulan gejala tremor saat istirahat, rigiditas, akinesia atau bradikinesia, dan ketidakstabilan postural karena hilangnya neuron dopaminergik di substansia nigra.
Bromocriptine memulihkan gangguan motorik dan non-motorik parkinsonisme dengan mengaktifkan reseptor dopamin presinaptik dan menghasilkan perubahan biokimia melalui jalur nigrostriatal dopaminergik pada sistem saraf pusat. Bromocriptine secara langsung merangsang sinyal dopaminergik di ganglia basal serta di hipotalamus dan sistem mesolimbik.[1,3,9]
Dosis Dewasa
Dosis minggu pertama adalah 1–1,25 mg, dikonsumsi per oral pada malam hari. Minggu kedua diberikan dosis 2–2,5 mg per oral pada malam hari. Selanjutnya di minggu ketiga, dosis yang digunakan adalah 2,5 mg, diberikan 2 kali sehari. Minggu keempat diberikan 2,5 mg, 3 kali sehari.
Selanjutnya, dosis ditambah sebanyak 2,5 mg tiap 3–14 hari, sesuai kebutuhan. Dosis rumatan adalah 10–30 mg per hari.[4]
Gunakan dosis serendah mungkin untuk mencapai kontrol simtomatik. Dosis rendah adalah kurang dari 30 mg/hari dan dosis tinggi yaitu 31 hingga 100 mg/hari.[3,4]
Hiperprolaktinemia
Bromocriptine diindikasikan untuk pengobatan disfungsi yang terkait dengan hiperprolaktinemia, termasuk amenore dengan atau tanpa galactorrhea, infertilitas, atau hipogonadisme. Bromocriptine juga diindikasikan pada pasien dengan prolaktinoma. Bromocriptine memiliki potensi untuk mengatasi hiperprolaktinemia dan mengurangi ukuran tumor dengan menghambat pelepasan prolaktin melalui aktivasi DRD2.[1,3,9]
Hiperprolaktinemia, Amenore dengan atau tanpa Galactorrhea dan Infertilitas
Dosis awal adalah 1–1,25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 2–2,5 mg setelah 2–3 hari. Selanjutnya, dosis ditingkatkan sebanyak 1–2,5 mg setiap 2–3 hari sekali. Dosis maksimal 30 mg per hari.[3,4]
Prolaktinoma
Dosis awal adalah 1–1,25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 2–2,5 mg setelah 2–3 hari, kemudian 2,5 mg tiap 8 jam sekali, 2,5 mg tiap 6 jam sekali, dan 5 mg tiap 6 jam sekali. Dosis maksimal 30 mg per hari.[4]
Anak Usia 7-17 Tahun:
Dosis awal adalah 1 mg, 2–3 kali sehari. Bagi anak usia 7–12 tahun, dosis maksimal 5 mg per hari. Bagi anak usia di atas 13 tahun, dosis maksimal 20 mg per hari.[4,9]
Akromegali
Akromegali seringkali disebabkan oleh tumor hipofisis yang menunjukkan serangkaian komplikasi yang terkait dengan peningkatan konsentrasi growth hormone dalam darah dari sel-sel somatotrof tumorigenik atau adenoma. Tumor hipofisis sering menunjukkan respons terhadap faktor hipofisiotropik, seperti peptida dopamin yang dilepaskan melalui jalur tuberoinfundibular, yang secara fisiologis menghambat sekresi hormon pertumbuhan dan proliferasi sel.[1,3]
Dosis Dewasa
Dosis awal adalah 1–1,25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 2–2,5 mg setelah 2–3 hari. Kemudian 2,5 mg tiap 8 jam sekali, 2,5 mg tiap 6 jam sekali, dan 5 mg tiap 6 jam sekali.[4]
Anak Usia 7-17 Tahun
Dosis awal adalah 1,25 mg, 2 kali atau 3 kali sehari. Bagi anak usia 7–12 tahun, dosis maksimal 10 mg per hari. Bagi anak usia di atas 13 tahun, dosis maksimal 20 mg per hari.[4]
Diabetes Melitus Tipe 2
Penggunaan bromocriptine untuk diabetes melitus tipe 2 telah direkomendasikan oleh FDA. Bromocriptine memiliki efek simpatolitik pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan mengubah neurotransmiter monoamine dan aktivitas monoaminergik di hipotalamus ventromedial dan inti suprachiasmatic hipotalamus, yang akan menurunkan proses metabolisme dan memperbaiki intoleransi glukosa serta resistensi insulin.[1,3]
Dosis Dewasa
Dosis awal adalah 0,8 mg/hari dengan peningkatan mingguan 0,8 mg sampai kontrol glikemik yang diinginkan tercapai, dengan dosis maksimum 4,8 mg/hari.[3,8]
Penyesuaian Dosis Akibat Gangguan Fungsi Ginjal
Efek fungsi ginjal pada farmakokinetik bromocriptine belum dievaluasi. Bromocriptine hampir sepenuhnya diekskresikan melalui metabolisme dan hanya 6% dieliminasi melalui ginjal. Gangguan ginjal diduga tidak memiliki dampak signifikan terhadap farmakokinetik bromocriptine dan metabolitnya.[2,4,5,8,9]
Penyesuaian Dosis Akibat Gangguan Fungsi Hati
Efek gangguan hati pada farmakokinetik bromocriptine dan metabolitnya belum dievaluasi. Bromocriptine dieliminasi melalui metabolisme, kerusakan hati dapat meningkatkan kadar plasma bromocriptine, sehingga penyesuaian dosis pada penderita gangguan hati mungkin diperlukan.[2,4,5,8,9]