Efek Samping dan Interaksi Obat Desmopressin
Efek samping dan interaksi obat desmopressin atau yang disebut dengan DDAVP adalah retensi cairan yang menyebabkan hiponatremia sehingga membutuhkan observasi osmolalitas urine sebelum dan sesudah pemberian obat.
Sediaan nasal spray sering menimbulkan adanya perubahan pada mukosa hidung yaitu luka, edema, dan kongesti pada hidung. Kombinasi obat desmopressin dengan obat selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti fluoxetine dan sertraline, chlorpromazine, analgesik opioid, obat antiinflamasi non-steroid (OAINS), lamotrigin dan carbamazepine meningkatkan efek samping desmopressin yaitu intoksikasi cairan dengan hiponatremia.
Efek Samping
Efek samping pada penggunaan desmopressin sediaan nasal spray dan tablet sublingual dapat terjadi. Efek samping pada sediaan nasal spray yang dapat terjadi adalah:
- Kepala: nyeri kepala, peningkatan tekanan darah
- THT: rhinitis, kongesti nasal, epistaksis, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
- Mata: konjungtivitis, edema mata, gangguan lakrimasi
- Pencernaan: Mual, nyeri perut, gangguan pencernaan
- Elektrolit: intoksikasi cairan, hiponatremia[8,19,26]
Sementara itu, efek samping dari penggunaan desmopressin tablet sublingual yang dapat terjadi meliputi:
- Kepala: nyeri kepala, lightheadedness
- Hidung: epistaksis
- Mulut: mulut kering
- Elektrolit: hiponatremia[26]
Interaksi Obat
Interaksi obat desmopressin yang perlu diwaspadai adalah risiko hiponatremia berat pada penggunaan bersama obat mometasone spray hidung. Hindari pemberian bersamaan kedua obat tersebut.[8,11 20]
Tabel 2. Tabel Interaksi Desmopressin
Interaksi Obat | Nama Obat |
Peningkatan risiko hiponatremia | Obat antidepressan trisiklik, SSRI, chlorpromazine, analgesik opioid, OAINS, lamotrigine, carbamazepine |
Peningkatan risiko kejang akibat hiponatremia | Oxybutynin dan imipramine |
Meningkatkan konsentrasi obat | Benzphetamine, carbamazepine, chlorpropamide, ephedrine, dexfenfluramine, diethylpropion, dextroamphetamine, dexmethylphenidate |
Menurunkan efek obat |
Direvisi oleh dr. Gabriela Widjaja