Formulasi Testosteron
Formulasi testosteron adalah dalam bentuk sediaan oral, injeksi, dan topikal. Namun, di Indonesia, hanya ada sediaan oral dan injeksi.
Bentuk Sediaan
Testosteron dibedakan menjadi testosteron undecanoate, testosteron cypionate, dan testosteron enanthate. Namun, hanya sediaan testosteron undecanoate berupa kapsul dan injeksi saja yang ada di Indonesia.[4,7,10]
Bentuk sediaan testosteron antara lain:
- Kapsul oral testosteron undecanoate 40 mg
- Injeksi testosteron undecanoate 750 mg/3 ml
- Injeksi testosteron cypionate 100 mg/ml dan 200 mg/ml
- Injeksi testosteron enanthate 50 mg/0,5 ml, 75 mg/0,5ml, 100 mg/0,5ml, dan 200mg/ml
- Pellet implan 12,5 mg, 25 mg, 37,5 mg, 50 mg, dan 75 mg
- Buccal 30 mg
- Transdermal patch 2mg/hari dan 4 mg/hari
- Gel nasal 5,5 mg/oles
- Gel transdermal konsentrasi 1%, 1,62%, dan 2%[1,7-10]
Cara Penggunaan
Sediaan testosteron oral dapat diberikan bersama makanan. Untuk sediaan implan, jumlah pellet yang dipasang tergantung pada jumlah testosteron yang diperlukan per hari. Efek adekuat pellet berlangsung 3-4 bulan dan kadang bisa sampai 6 bulan.[9]
Sediaan buccal bisa dioleskan pada gusi dua kali sehari. Sementara itu, sediaan injeksi diberikan secara intramuskular pada otot gluteal. Sebelum digunakan, hangatkan dan kocok vial supaya tidak ada kristalisasi obat.[9,11]
Area penggunaan gel transdermal adalah lengan atas, bahu, perut, dan paha. Pasien sebaiknya mencuci tangan sebelum mengoleskan obat. Obat dioleskan pada area yang ditutup pakaian untuk mencegah transfer kontak kulit pada orang lain. Bila memakai sediaan gel nasal, gunakan dengan aplikator metered dose pump.[7]
Cara Penyimpanan
Testosteron disarankan disimpan pada suhu ruangan 20-25°C. Hindarkan dari cahaya dan simpan di tempat kering. Segel foil pada sediaan patch transdermal jangan dibuka hingga obat akan digunakan. Jauhkan dari anak-anak dan binatang.[9]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur