Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Amiodarone
Penggunaan amiodarone pada kehamilan masuk dalam FDA Kategori D. Pada ibu menyusui, amiodarone diketahui dikeluarkan ke ASI.[3,5,6,9]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori FDA, amiodarone pada kehamilan masuk dalam kategori D, artinya terdapat bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, namun besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya.[3,5,6]
Berdasarkan kategori TGA, amiodarone dalam kehamilan masuk dalam kategori C. Ini berarti amiodarone masuk dalam golongan obat-obatan yang karena efek farmakologisnya telah menyebabkan atau diduga menyebabkan efek berbahaya pada janin manusia atau neonatus tanpa menyebabkan malformasi.[9]
Amiodarone dan metabolitnya, desethylamiodarone (DEA), melintasi plasenta. Penggunaan amiodarone pada wanita hamil dapat meningkatkan risiko efek samping pada janin, termasuk hipotiroid dan hipertiroid neonatal, bradikardia neonatal, kelainan perkembangan saraf, kelahiran prematur, dan hambatan pertumbuhan janin. Selain itu, risiko aritmia dapat meningkat selama persalinan sehingga pemantauan selama persalinan harus dilakukan terus-menerus.[3,5,6]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Amiodarone dan salah satu metabolit utamanya, desethylamiodarone (DEA), dikeluarkan dalam ASI sehingga penggunaan amiodarone pada ibu menyusui tidak direkomendasikan. Terdapat laporan kasus hipotiroid dan bradikardia pada bayi yang disusui, walaupun tidak diketahui secara pasti apakah disebabkan secara langsung oleh paparan amiodarone pada ASI.[3,6]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta