Farmakologi Losartan
Farmakologi losartan adalah sebagai penghambat reseptor angiotensin atau angiotensin receptor blocker. Losartan menyebabkan vasodilatasi arteri dan menurunkan tekanan darah.[1-3]
Farmakodinamik
Losartan mencegah pengikatan angiotensin II ke reseptor AT1 secara reversibel dan kompetitif di jaringan seperti otot polos pembuluh darah dan kelenjar adrenal. Losartan dan metabolit aktifnya mengikat reseptor AT1 dengan afinitas 1000 kali lebih tinggi dibandingkan reseptor AT2. Metabolit aktif losartan 10-40 kali lebih kuat dibandingkan losartan yang tidak termetabolisme. Efek yang timbul dari konsumsi losartan adalah relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan menurunkan tekanan darah.[1-3,13-22]
Farmakokinetik
Losartan dan metabolit aktifnya sangat terikat dengan protein plasma, terutama albumin. Losartan diekskresikan 60% melalui feses dan 35% melalui urine.
Absorbsi
Losartan diserap dengan cukup baik di saluran gastrointestinal. Bioavailabilitas oral losartan sekitar 33%. Tmax (waktu mencapai konsentrasi maksimum) setelah pemberian oral losartan sebesar 2 jam dan metabolit aktifnya selama 3-4 jam.[13-16,23]
Distribusi
Volume distribusi losartan sebesar 34 liter. Losartan berikatan kuat dengan protein plasma. Hingga 99% losartan yang masuk ke darah berikatan dengan protein plasma.[24]
Metabolisme
Losartan dimetabolisme di hepar oleh enzim sitokrom P450 hepatik, seperti CYP2C9, CYP3A4, dan CYP2C8. Losartan dimetabolisme oleh jalur sitokrom-P450 dan menghasilkan 2 metabolit penting, yakni EXP3174 (metabolit 5-carboxylic acid yang aktif) yang bekerja memblokade AT1R dan memiliki fungsi antihipertensi, serta EXP3179 yang dalam jumlah tinggi menginduksi aktivasi PPAR-gamma sebagai agonis parsial. Losartan mengalami first-pass metabolism yang ekstensif.[23,25]
Eliminasi
Losartan diekskresikan ke dalam urine oleh ginjal sebanyak 35% dan melalui feces sekitar 60%. Waktu paruh menuju eliminasi sekitar 2,1 ± 0,7 jam untuk losartan) dan 7,4 ± 2,4 jam untuk metabolit aktif).[13-16]
Resistensi
Penderita gagal jantung tahap akhir dapat menjadi resisten terhadap terapi obat dosis optimal sesuai pedoman, termasuk losartan. Dalam tahap ini penderita perlu bantuan alat pacu jantung.[26,27]