Efek Samping dan Interaksi Obat Ramipril
Ramipril dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti angioedema, ikterus kolestatik, batuk, reaksi hipersensitivitas, hipotensi, sinkop, maupun penurunan fungsi ginjal. Interaksi ramipril dengan berbagai obat lain dapat meningkatkan risiko toksisitas ataupun efek hipotensif.
Efek Samping
Secara umum ramipril dapat ditoleransi dengan baik. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ramipril bisa menyebabkan efek samping. Efek samping yang perlu diperhatikan adalah angioedema yang jika melibatkan kepala dan leher akan berpotensi mengganggu jalan napas. Ramipril juga bisa menyebabkan reaksi anafilaksis.
Angioedema
Walaupun jarang, angioedema dapat terjadi pada penggunaan angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI). Apabila angioedema melibatkan kepala dan leher, maka berpotensi mengganggu jalan napas. Jika angioedema melibatkan usus, maka bisa menyebabkan nyeri abdomen.
Risiko angioedema meningkat pada penggunaan bersamaan dengan everolimus atau sacubitril. Pasien dengan riwayat operasi jalan napas mempunyai risiko lebih tinggi mengalami obstruksi jalan napas jika terjadi angioedema.[1-4]
Ikterus Kolestatik
Walaupun jarang, toksisitas berhubungan dengan ACEI, termasuk ikterus kolestatik, dapat berkembang menjadi nekrosis hepatik fulminant. hentikan jika terjadi peningkatan transaminase hepatik atau terjadi ikterus.[1-4]
Batuk
Batuk karena ACEI adalah batuk kering, terhenti-henti, nonproduktif yang terjadi dalam beberapa bulan pertama penggunaan dan umumnya membaik dalam 1-4 minggu setelah penghentian ACEI. Penyebab lain dari batuk sebaiknya dipertimbangkan dan disingkirkan sebelum penghentian.[1-4]
Hiperkalemia
Hiperkalemia dapat terjadi akibat penggunaan ACEI. Faktor risiko hiperkalemia meliputi gangguan ginjal, diabetes mellitus, penggunaan bersamaan dengan diuretik hemat kalium, suplemen kalium, dan atau garam yang mengandung kalium. Gunakan secara hati-hati, dan lakukan pemantauan kadar kalium.[1-4]
Reaksi Hipersensitivitas
Reaksi anafilaksis atau anafilaktoid dapat terjadi dengan pemberian ACEI.[2]
Hipotensi dan Sinkop
Hipotensi simptomatis dengan atau tanpa sinkop dapat terjadi. Efek paling sering diamati pada pasien dengan pengurangan volume, misalnya pasien yang mengonsumsi diuretik atau mengalami dehidrasi. Koreksi pengurangan volume sebelum memulai terapi dan lakukan pemantauan pasien pada dosis awal dan peningkatan dosis. Tekanan darah sebaiknya diturunkan dengan kecepatan sesuai dengan kondisi klinis pasien.[1-4]
Penurunan Fungsi Ginjal
Ramipril dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan atau peningkatan kreatinin serum, terutama pada pasien dengan aliran darah ginjal rendah contohnya stenosis arteri renalis dan gagal jantung. Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan oliguria, gagal ginjal akut, dan azotemia progresif. Sedikit peningkatan serum kreatinin dapat terjadi selama inisiasi, pertimbangkan penghentian hanya pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal progresif atau signifikan.[1-4]
Interaksi Obat
Ramipril berinteraksi dengan beberapa jenis obat jika dikonsumsi bersamaan. Interaksi yang mungkin terjadi antara lain adalah peningkatan efek hipotensif, peningkatan risiko penurunan fungsi ginjal, peningkatan kadar dan toksisitas lithium, serta peningkatan efek hiperkalemia.
Meningkatkan Efek Hipotensif
Penggunaan ramipril dengan diuretik dan obat antihipertensi lainnya akan menyebabkan peningkatan efek hipotensif. Koreksi deplesi volume atau garam sebelum memulai terapi dengan ramipril dapat mengurangi risiko efek samping hipotensi.
Meningkatkan Risiko Penurunan Fungsi Ginjal
Pada pasien usia tua atau dengan fungsi ginjal berkurang, administrasi ramipril dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ketoprofen dan diklofenak, dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal, termasuk kemungkinan gagal ginjal akut. Efek ini biasanya reversibel. Pantau fungsi ginjal secara periodik pada pasien yang mendapatkan ramipril dan terapi OAINS. Efek antihipertensi dari ACEI juga bisa dilemahkan oleh OAINS.
Meningkatkan Kadar dan Toksisitas Lithium
Peningkatan kadar lithium serum dan gejala toksisitas lithium telah dilaporkan pada pasien yang mendapat ACEI selama terapi lithium. Obat ini bisa diberikan dengan hati-hati, dan direkomendasikan untuk melakukan pemantauan kadar lithium serum selama penggunaan. Jika diuretik juga digunakan, risiko toksisitas lithium akan meningkat.
Meningkatkan Efek Hiperkalemia
Ramipril dapat mengurangi hilangnya kalium yang disebabkan oleh thiazide diuretik. Diuretik hemat kalium, seperti spironolactone dan amilorid, atau suplementasi kalium dapat meningkatkan risiko hiperkalemia. Jika ada indikasi penggunaan bersamaan kedua golongan obat ini, pemberian dilakukan hati-hati dan dilakukan pemantauan berkala kadar kalium serum.[1,2]