Pengawasan Klinis Dopamin
Pengawasan klinis dopamin perlu dilakukan secara ketat untuk menilai respons hemodinamik dan evaluasi efektivitas obat ini agar target terapi dapat tercapai. Pengawasan yang dilakukan mencakup pemantauan hemodinamik dan kondisi klinis pasien, yang dilakukan secara berkala.
Pemantauan Hemodinamik
Dalam penggunaan dopamin, pemantauan hemodinamik sangatlah penting untuk dilakukan. Pemantauan dilakukan dengan memasang monitor EKG, denyut nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen. Dibutuhkan personil medis yang mengawasi monitor hemodinamik dan kondisi klinis pasien secara berkala. Selain itu, pemantauan output urin juga diperlukan untuk menilai perfusi ginjal. Jika ditemukan kondisi seperti hipotensi, penurunan tekanan nadi, aritmia ventrikel, hipoksia, hiperkapnia, asidosis, maka intervensi harus dilakukan.
Hipotensi
Jika hipotensi terjadi maka pengaturan dosis harus disesuaikan dan titrasi untuk meningkatkan dosis harus dilakukan. Namun jika peningkatan dosis belum mampu untuk menaikkan tekanan darah, maka vasopressor yang lebih poten seperti norepinephrine harus dipertimbangkan untuk diberikan.
Aritmia Ventrikel
Jika pada hasil EKG ditemukan aritmia ventrikel seperti premature ventricular contraction dalam jumlah yang sering, turunkan dosis dopamin.
Penurunan Tekanan Nadi
Tekanan nadi merupakan perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Jika tekanan diastolik semakin tinggi diikuti dengan tekanan nadi semakin menyempit maka dosis dopamin perlu diturunkan dan dipantau untuk mencegah efek vasokonstriksi yang berlebihan.
Hipoksia, Hiperkapnia, dan Asidosis
Jika selama pemantauan, secara klinis dan dari hasil laboratorium terjadi hipoksia, hiperkapnia atau asidosis, segera lakukan koreksi karena kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko efek samping dopamin dan menurunkan efektivitasnya.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri