Kontraindikasi dan Peringatan Streptokinase
Kontraindikasi streptokinase adalah pada pasien yang rentan mengalami perdarahan karena streptokinase menyebabkan efek samping perdarahan. Peringatan diperlukan terkait berbagai potensi efek samping, termasuk risiko perdarahan dan alergi berat.[7,10,12]
Kontraindikasi
Streptokinase diketahui meningkatkan risiko perdarahan, sehingga pasien yang sedang mengalami perdarahan merupakan kontraindikasi. Kontraindikasi absolut meliputi:
- Riwayat perdarahan intrakranial
- Neoplasma intrakranial yang diketahui
- Malformasi arteriovenosa atau aneurisma
- Trauma kepala yang signifikan
- Perdarahan internal aktif atau gangguan perdarahan yang diketahui
- Pembedahan intrakranial atau intraspinal dalam 3 bulan
- Kejadian serebrovaskular dalam 2 bulan
Kontraindikasi Relatif Termasuk:
- Usia lebih dari 75 tahun
- Kehamilan
- Penggunaan antikoagulan saat ini
- Perdarahan baru-baru ini
- Riwayat atau hipertensi berat yang tidak terkontrol saat ini
Stroke iskemik dalam 3 bulan atau riwayat operasi invasif baru-baru ini (misalnya biopsi organ atau implantasi protesa)
-
Endokarditis atau perikarditis
- Gangguan ginjal, pankreatitis akut, atau hepar berat[7,10,12]
Peringatan
Streptokinase sebaiknya digunakan dengan bijaksana dan dalam durasi sependek mungkin. Hal ini karena adanya kemungkinan peningkatan resistensi akibat antibodi antistreptokinase.
Perdarahan
Setelah terapi streptokinase dapat terjadi komplikasi perdarahan. Streptokinase akan menyebabkan lisis deposit fibrin hemostatik seperti yang terjadi di tempat tusukan jarum, terutama bila diinfuskan selama beberapa jam dan perdarahan dapat terjadi dari tempat tersebut.
Jika tusukan arteri diperlukan selama terapi streptokinase, pembuluh darah ekstremitas atas lebih disukai. Tekanan harus diterapkan setidaknya selama 30 menit, dan area tusukan perlu diperiksa berkala terkait tanda perdarahan.
Aritmia
Lisis trombus koroner yang cepat dapat menyebabkan disritmia reperfusi pada atrium atau ventrikel. Pemantauan aritmia selama dan segera setelah pemberian streptokinase untuk infark miokard akut diperlukan.
Hipotensi
Hipotensi pada penggunaan streptokinase terkadang bisa sangat berat dan bukan sekunder dari perdarahan atau reaksi anafilaksis. Pasien harus dipantau selama terapi. Jika hipotensi simtomatik atau mengkhawatirkan terjadi, maka perlu dilakukan pengobatan sesuai, termasuk penurunan laju infus jika dianggap perlu. Pada kasus hipotensi yang ringan, umumnya tidak diperlukan terapi khusus.
Emboli Kolesterol
Emboli kolesterol peranh namun jarang dilaporkan pada pasien yang mendapat streptokinase. Emboli kolesterol dianggap terkait dengan prosedur vaskular invasif, sepert angiografi. Kondisi ini dapat mematikan.[7,12,14]
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono