Formulasi Betamethasone Topikal
Formulasi betametason topikal adalah sediaan salep, krim, gel, dan lotion dengan kekuatan 0,05% ataupun 0,1%. Betametason topikal digunakan di area lesi dengan dioleskan tipis–tipis, tetapi harus menghindari pemberian di area mukosa, wajah, lipatan tubuh dan mata. Sediaan betametason topikal sebaiknya disimpan ditempat kering dan sejuk dengan suhu optimal 20–250C.
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan betametason topikal yang umum di Indonesia adalah sediaan krim dengan kekuatan 0,05% dan 0,1%, sediaan salep 0,1%, serta gel dan lotion.
Betametason topikal sediaan dipropionat 0,05% krim, gel, dan lotion dikategorikan sebagai potensi sedang–tinggi. Sedangkan betametason dipropionat sediaan salep dikategorikan sebagai potensi tinggi.[17]
Di luar negeri, seperti negara Amerika serikat, telah tersedia betametason dipropionat spray 0,05% dengan kategori potensi sedang.[8,18]
Sediaan betametason valerate dengan kekuatan 0,1% sediaan salep tergolong potensi tinggi, tetapi sediaan krim tergolong potensi sedang.[17]
Cara Penggunaan
Cara penggunaan betametason topikal adalah dengan dioleskan tipis–tipis pada area lesi. Hindari penggunaan terhadap mukosa, mata, area wajah dan lipatan paha, karena penggunaan kortikosteroid topikal pada mata akan meningkatkan risiko efek samping glaukoma, sedangkan pada area lipatan tubuh dan wajah akan meningkatkan absorbsi obat.[3]
Sediaan betametason topikal potensi sedang dan tinggi sebaiknya digunakan maksimal <2 minggu untuk mengurangi efek samping lokal dan sistemiknya. Pada penggunaan untuk terapi jangka panjang dan pasien anak, sebaiknya dipilih betametason topikal potensi rendah, seperti betametason valerate lotion 0,05%.[3,17]
Cara Penyimpanan
Sediaan krim, lotion, dan salep dapat disimpan pada ruangan dengan suhu 15–30OC dengan suhu optimum antara 20–25OC. Sediaan juga harus dihindarkan dari sinar matahari langsung serta jangan dibekukan, karena sediaan obat akan rusak.[9,19]
Kombinasi dengan Obat lain
Betametason topikal juga beredar dalam sediaan kombinasi dengan antibiotik, antifungal, maupun derivat vitamin D.
Betametason/Asam Fusidat
Betametason/asam fusidat adalah kombinasi betametason valerate 0,1 % dan asam fusidat 2%. Kombinasi ini sering digunakan pada kondisi inflamasi dan alergi yang disertai dengan infeksi sekunder oleh bakteri.
Efek kombinasi betametason mengurangi reaksi radang dan pruritus, sedangkan asam fusidat merupakan agen antibakteri yang efektif melawan bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus, Corynebacterium, Neisseria dan jenis Clostridia dan Bacteroides tertentu.[2,4,20]
Betametason/Clotrimazole
Betametason/clotrimazole merupakan kombinasi betametason dipropionat 0,05% dan clotrimazole 1% untuk kondisi tinea pedis, tinea cruris dan tinea corporis dengan etiologi Epidermophyton floccosum, Trichophyton rubrum, dan T. Mentagrophytes.
Efek kombinasi betametason bermanfaat untuk mengurangi reaksi radang dan keluhan pruritus yang sering menyebabkan infeksi sekunder akibat garukan. Sedangkan Clotrimazole efektif pada infeksi tinea yang disebabkan oleh Epidermophyton floccosum, Trichophyton rubrum, dan T. mentagrophytes.[2,4,20]
Betametason/Calcipotriene
Betametason/calcipotriene adalah kombinasi betametason dipropionate 0,05% dan calcipotriene 0,005% (bentuk vitamin D) untuk psoriasis vulgaris. Efek kombinasi kombinasi kedua sediaan ini terbukti efektif pada psoriasis vulgaris kronik dengan derajat sedang hingga berat.[2,4,20]
Betametason/Gentamisin
Betametason/gentamisin merupakan kombinasi betametason dipropionat 0,05%, gentamicin sulfat 0,1% untuk kondisi seperti dermatitis dan psoriasis dengan infeksi sekunder bakteri gram negatif atau positif.[2,4,20]
Penulisan pertama oleh: dr. Intan Ekarulita