Farmakologi
Secara farmakologi, podophyllin dengan kandungan utama podophyllotoxin bersifat keratolitik dengan aksi antimitotik. Obat ini mengikat protein mikrotubulus dari spindel mitosis, sehingga dapat menghambat metafase dan menyebabkan kematian sel serta nekrosis jaringan kutil.[11]
Farmakodinamik
Podophyllin bekerja melalui mekanisme antimitotik dan kaustik. Senyawanya bersifat sitotoksik dan larut dalam lemak, yang bisa dengan mudah melintasi membran sel dan menghambat mitosis sel serta sintesis DNA. Hambatan tersebut bisa terjadi karena podophyllin mengikat tubulin, subunit protein, dan spindel mikrotubulus, sehingga mencegah polimerisasi tubulin menjadi mikrotubulus dan mencegah pembelahan sel.[5]
Podophyllin juga mengganggu proses seluler lainnya dengan cara menghambat enzim oksidasi dalam siklus asam trikarboksilat, sehingga dapat mengganggu nutrisi sel, menghambat transportasi aksonal, protein RNA, dan sintesis DNA, serta menghambat aktivitas mitokondria. Obat ini juga mengurangi aktivitas sitokrom oksidase. Semua hal ini menyebabkan nekrosis lokal, kematian sel, serta erosi jaringan, yang cocok untuk terapi penyakit seperti kondiloma akuminata dan veruka vulgaris.[5]
Farmakokinetik
Podophyllin diberikan secara topikal. Namun, data farmakokinetiknya belum diketahui secara jelas.[3]
Absorbsi
Podophyllin diserap melalui kulit atau selaput lendir. Waktu puncak konsentrasi plasma adalah 1–2 jam.[11]
Distribusi
Podophyllotoxin mungkin memiliki volume distribusi yang kecil.[3]
Metabolisme
Metabolisme podophyllotoxin dapat terjadi dengan cepat, tetapi metabolit dan waktu paruhnya belum diketahui dengan jelas.[11]
Eliminasi
Waktu paruh untuk eliminasi podophyllin dalam plasma adalah 1–4,5 jam.[11]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur