Kontraindikasi dan Peringatan Podophyllin
Kontraindikasi podophyllin adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan pasien dengan infeksi HIV atau dengan kondisi imunosupresi lainnya. Peringatan khusus yang perlu diingat tentang podophyllin adalah risiko iritasi berat dan nekrosis jaringan.[10,20]
Kontraindikasi
Podophyllin tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena adanya laporan komplikasi setelah penggunaan podophyllin topikal pada ibu hamil dengan kondiloma akuminata. Laporan komplikasi tersebut mencakup cacat lahir, kematian janin, dan stillbirth. Namun, data tentang hal ini memang masih terbatas. Podophyllin juga tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena masih terbatasnya data tentang ada tidaknya ekskresi ke ASI.[10]
Podophyllin juga dikontraindikasikan pada pasien imunosupresi, misalnya pasien yang menerima terapi kortikosteroid, pasien diabetes mellitus tidak terkontrol, dan pasien dengan infeksi HIV. Kondisi-kondisi tersebut mungkin membuat kutil anogenital tumbuh lebih cepat. Selain itu, orang-orang tersebut dapat memiliki kutil yang lebih besar atau lebih banyak dan mungkin memiliki kekambuhan lebih sering setelah perawatan.[20]
Podophyllin dikontraindikasikan untuk kutil yang berdarah, tahi lalat, tanda lahir, atau kutil yang tidak biasa dengan rambut yang tumbuh pada kutil. Selain itu, jangan pakai podophyllin jika kutil atau jaringan di sekitarnya meradang atau teriritasi.[8]
Peringatan
Podophyllin merupakan zat kaustik yang sangat kuat dan penyebab iritasi yang berat. Minta pasien untuk menjauhkan obat ini dari mata. Jika kontak mata terjadi, pasien harus menyiram dan mengaliri mata dengan air lalu segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut.[8,10]
Bila pasien lupa mengaplikasikan podophyllin, langsung aplikasikan segera saat ingat. Namun, jika waktu untuk dosis berikutnya sudah hampir tiba, tunggu sampai jadwal itu untuk menggunakan obat. Pada kondisi tersebut, lewati dosis yang terlewat dan jangan gunakan obat tambahan untuk mengganti dosis yang terlewat.[8]
Karsinoma sel skuamosa yang timbul atau menyerupai kutil anogenital mungkin terjadi lebih sering pada orang dengan kondisi imunosupresi, sehingga dokter mungkin perlu melakukan biopsi untuk konfirmasi diagnosis pada kasus seperti ini.[20]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur