Pendahuluan Asam Salisilat
Asam salisilat atau salicylic acid adalah agen keratolitik dan keratoplastik yang digunakan untuk tata laksana acne vulgaris (jerawat), veruka vulgaris (common warts), kalus, psoriasis, dermatitis seboroik, dan beberapa kondisi kulit lainnya.[1,2]
Obat ini hanya digunakan secara topikal, karena bersifat toksik pada pemberian sistemik. Namun, saat ini terdapat beberapa turunan asam salisilat yang dikonsumsi secara oral untuk penyakit lain, misalnya aspirin atau asam asetilsalisilat. Efek terapi asam salisilat topikal bekerja dengan cara melarutkan semen interseluler, sehingga terjadi pembengkakan, deskuamasi, maserasi, dan perlunakan epitelium hiperkeratotik.[1,2]
Pada konsentrasi 3–6%, obat ini digunakan untuk gangguan kulit keratolitik, sedangkan konsentrasi 5–40% dapat digunakan untuk menghilangkan warts dan corns. Pada kasus jerawat, obat ini digunakan dalam konsentrasi rendah (maksimal 2%) untuk mendapatkan efek keratoplastik.[1,2]
Formulasi kimia: C7H6O3 atau HOC6H4COOH
Tabel 1. Deskripsi Singkat Asam Salisilat
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat topikal untuk kulit[3,4] |
Subkelas | Keratolitik dan keratoplastik[3,4] |
Akses | Over the counter[5] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[1] Kategori TGA: Tidak terkategori[6] |
Wanita menyusui | Tidak direkomendasikan, terutama bila pemakaian luas atau bila pemakaian pada area dada |
Anak-anak | Tidak direkomendasikan untuk usia <2 tahun |
Infant | Tidak direkomendasikan |
FDA | Approved[1] |
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini