Farmakologi Asam Salisilat
Secara farmakologi, asam salisilat atau salicylic acid bekerja sebagai keratolitik dengan cara melarutkan semen interseluler. Hal ini menyebabkan deskuamasi, perlunakan, pembengkakan, dan maserasi jaringan hiperkeratotik. Selain itu, pada konsentrasi yang lebih rendah, yakni sekitar 0,5–2%, obat ini juga memiliki efek keratoplastik.[1,7]
Farmakodinamik
Asam salisilat dikenal memiliki efek keratolitik dan keratoplastik. Mekanisme kerja asam salisilat adalah dengan melarutkan zat-zat dalam tautan antar sel sehingga terjadi peregangan lekatan korneosit dan perlunakan stratum korneum. Lapisan kulit kemudian akan mengalami deskuamasi.
Efek asam salisilat akan berbeda tergantung pada konsentrasi yang digunakan. Pada konsentrasi 0.5–2%, obat ini memiliki efek keratoplastik yang bermanfaat untuk tata laksana jerawat. Pada konsentrasi 3–6%, obat ini memiliki efek keratolitik untuk tata laksana kelainan kulit hiperkeratotik, sedangkan pada konsentrasi 5–40%, obat ini memberi efek keratolitik kuat yang digunakan untuk terapi kalus dan warts.[1,7]
Farmakokinetik
Asam salisilat topikal umumnya dapat diserap dengan cepat oleh kulit intak. Namun, toksisitas sistemik biasanya tidak terjadi pada penggunaan perkutan normal.
Absorbsi
Asam salisilat topikal dapat diserap dengan cepat oleh kulit yang intak, terutama bila menggunakan vehikulum berminyak. Absorbsi gel asam salisilat 6% dapat mencapai 60% pada penggunaan oklusi. Namun, toksisitas sistemik umumnya jarang terjadi pada penggunaan perkutan yang normal.[1]
Distribusi
Setelah pemberian topikal dengan oklusi, konsentrasi puncak gel asam salisilat 6% dicapai dalam 5 jam. Obat ini juga dapat berikatan dengan albumin hingga 50–80%.[1]
Metabolisme
Asam salisilat dimetabolisme di retikulum endoplasma dan mitokondria sel hati
Eliminasi
Asam salisilat akan diekskresikan melalui urine, mayoritas dalam bentuk salicyluric acid dan salicylate glucuronide. Sebagian kecil asam salisilat juga akan diekskresikan dalam bentuk salicylic fenolic, gentisic acid, dan dalam bentuk yang tidak berubah.[8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini