Formulasi Asam Salisilat
Formulasi asam salisilat atau salicylic acid yang tersedia di Indonesia adalah salep, krim, serbuk obat luar, cairan obat luar, dan gel. Di beberapa negara lain, tersedia juga formulasi losion, foam, aerosol, sabun, strips, disk, plaster, patch, dan pad. Pilihan konsentrasi yang tersedia juga bervariasi antar negara.[1,5]
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan asam salisilat yang umum dijumpai adalah salep, krim, cairan obat luar, dan gel. Konsentrasi yang tersedia sangat beragam. Pada sediaan cairan/larutan, terdapat konsentrasi 0.5%, 1%, 2%, 3%, 6%, 12.6%, 13,6%, 16.7%, 17%, 27.5%, dan 28.5%.[1,2]
Pada sediaan gel terdapat konsentrasi 2%, 3%, 5%, 6%, dan 17%. Sementara itu, pada sediaan krim terdapat konsentrasi 0.5%, 1%, 2%, 3%, dan 6%. Pada sediaan losion terdapat konsentrasi 0.5%, 1%, 2%, dan 6%.[1,2]
Pada beberapa negara tertentu, terdapat asam salisilat foam dalam konsentrasi 6%, sabun asam salisilat dalam konsentrasi 2% atau 3%, serta shampo asam salisilat. Shampo tunggal tersedia dalam konsentrasi 3%, 5%, atau 6%. Sementara itu, shampo kombinasi dengan sulfur memiliki konsentrasi asam salisilat 2% dan sulfur 2%. Shampo kombinasi dengan coal tar tersedia dalam bentuk solusi 10%.[1,2,9-11]
Asam salisilat juga tersedia dalam bentuk plester dan patch dengan konsentrasi 40%. Patch asam salisilat juga tersedia dalam konsentrasi 15%.[1,2]
Cara Penggunaan
Asam salisilat hanya diberikan secara topikal. Hindari pemberian pada kulit sehat. Sampaikan kepada pasien untuk tidak menggunakan asam salisilat melebihi waktu yang dianjurkan oleh dokter. Pasien juga harus dimotivasi untuk menggunakan obat ini secara teratur karena dibutuhkan beberapa hari sebelum perbaikan kondisi muncul.
Asam salisilat topikal dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit. Untuk itu, pada awal pemakaian, pasien diminta untuk mengoleskan obat pada satu atau dua titik terlebih dahulu. Hal ini dilakukan selama 3 hari untuk melihat respons tubuh terhadap obat. Jika tidak ada reaksi alergi, obat dapat digunakan sesuai aturan pakainya.
Hindari penggunaan dekat dengan sumber api seperti kompor atau lilin yang menyala karena obat ini dapat menyala dan membakar kulit.[1]
Pada penggunaan untuk kutil dan kalus, lakukan hidrasi terlebih dahulu pada bagian kulit di sekitar lesi dengan air hangat selama 5 menit. Renggangkan lesi pelan-pelan dengan cara menggosoknya dengan kain, sikat, atau kikir, kemudian keringkan kulit. Setelah itu, oleskan obat pada lesi.[2]
Cara Penyimpanan
Simpan sediaan asam salisilat dalam wadah tertutup pada suhu ruangan. Hindari obat ini dari pembekuan dan hindari dari jangkauan anak-anak. Jauhkan obat dari api atau sumber panas karena beberapa sediaan tertentu dapat terbakar.[1]
Kombinasi dengan Obat Lain
Kombinasi asam salisilat 3% dengan asam benzoate 6% memiliki efek antifungi. Asam salisilat juga dapat dikombinasi dengan steroid seperti betamethasone. Kombinasi asam salisilat dengan steroid ini digunakan untuk masalah kulit seperti psoriasis atau eksim. Efek keratolitik asam salisilat bermanfaat untuk meningkatkan penetrasi kortikosteroid sehingga kerjanya lebih efektif.[3]
Salep kombinasi asam salisilat 2% dengan belerang endap 4% sering digunakan sebagai antiskabies. Selain itu, terdapat pula shampo asam salisilat yang dikombinasi dengan sulfur atau coal tar untuk penanganan dermatitis seboroik dan psoriasis.[10,11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini