Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Brolucizumab
Studi penggunaan brolucizumab pada ibu hamil dan menyusui memiliki data yang terbatas. Brolucizumab yang berperan sebagai anti endothelial growth factor (anti-VEGF) diperkirakan memiliki kemungkinan risiko terhadap perkembangan embriofetal manusia.
Studi pada hewan juga mendukung brolucizumab memiliki pengaruh terhadap perkembangan fetus dan fertilitas sehingga pemberiannya harus menimbang manfaat serta resikonya terhadap ibu hamil, janin serta anak yang disusui.[4,7,8,14]
Penggunaan pada Kehamilan
Uji klinik brolucizumab pada wanita hamil tidak memiliki data yang adekuat. Studi penggunaan brolucizumab pada hewan monyet yang hamil dan diberikan secara intravitreal pada dosis 10 kali dosis maksimum manusia yang direkomendasikan setiap 4 minggu melaporkan terjadi kematian fetus dan terdapat kelainan struktur yakni hilangnya metatarsal bilateral.
Data yang menyangkut infertilitas pada pemberian brolucizumab juga tidak diketahui. Penggunaan kontrasepsi sangat dianjurkan pada wanita yang akan diberikan brolucizumab selama terapi dan selama paling sedikit 1 bulan setelah dosis terakhir setelah brolucizumab dihentikan.
Kategori penggunaan brolucizumab oleh FDA belum tersedia. Namun, brolucizumab masuk dalam kategori D oleh TGA yang berarti obat ini telah menyebabkan, diduga telah menyebabkan atau mungkin diperkirakan menyebabkan peningkatan kejadian malformasi janin manusia atau kerusakan permanen. Obat ini juga kemungkinan memiliki efek farmakologis yang merugikan. Penggunaannya hanya boleh bila manfaat melebihi risikonya.[7,14,18]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Pada ibu menyusui, tidak diketahui dengan pasti apakah obat ini diekskresikan dalam ASI ataupun efeknya pada bayi yang disusui. Dikarenakan keterbatasan informasi mengenai efek penggunaan brolucizumab selama masa menyusui, produsen obat merekomendasikan agar bayi berhenti menyusui hingga minimal 1 bulan setelah dosis terakhir yang diterima ibunya.[7,18]