Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Fluorometholone Tetes Mata
Penggunaan fluorometholone tetes mata pada kehamilan tidak disarankan karena ada bukti efek buruk fetus binatang percobaan. Penggunaan pada ibu menyusui belum didukung oleh bukti ilmiah adekuat terkait keamanan dan pengaruh terhadap produksi ASI.[2,8,9]
Penggunaan pada Kehamilan
Food and Drug Administration (FDA) memasukkan fluorometholone tetes mata dalam Kategori C. Studi terhadap binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping pada janin, namun belum terdapat hasil penelitian yang spesifik pada ibu hamil. Obat hanya boleh diberikan bila manfaat lebih besar daripada risiko.[2]
Therapeutic Goods Administration (TGA) memasukkan fluorometholone tetes mata dalam Kategori B3. Studi yang dilakukan pada pasien hamil dan menyusui yang mengonsumsi obat tersebut masih terbatas. Observasi pada pasien-pasien tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau risiko lain terhadap janin baik secara langsung atau tidak langsung.[9]
Fluorometholone telah dilaporkan bersifat embriosidal dan teratogenik pada kelinci ketika diberikan pada kelipatan rendah dari dosis okular manusia. Fluorometholone diberikan pada kelinci percobaan setiap hari pada hari ke-6 sampai 18 kehamilan, dan didapatkan kelainan janin berupa sumbing, cacat tulang rusuk yang cacat, anomali ekstremitas, dan kelainan saraf seperti encephalocele, craniorachischisis, dan spina bifida.[8]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum tersedia informasi mengenai pengaruh penggunaan fluorometholone tetes mata pada menyusui. Karena absorpsi dari mata umumnya terbatas, fluorometholone tetes mata diduga tidak menyebabkan efek samping pada bayi yang disusui ataupun produksi ASI.[1,10]