Indikasi dan Dosis Laktulosa
Indikasi utama laktulosa atau lactulose adalah untuk terapi konstipasi. Namun, obat ini juga bisa digunakan untuk terapi ensefalopati hepatikum. Dosis laktulosa yang diberikan bervariasi tergantung pada indikasi yang dituju dan pada usia pasien.[1,2]
Karena cara kerjanya sebagai detoksikan amonia, laktulosa juga digunakan dalam terapi pasien penyakit ginjal kronis dan dialisis. Beberapa studi menunjukkan perbaikan kadar ureum, kreatinin, dan amonia. Akan tetapi, masih diperlukan penelitian yang lebih valid untuk membuktikan manfaat ini. Laktulosa juga dapat digunakan sebagai cairan kontras peroral pada pemeriksaan CT enterografi dan persiapan sebelum pemeriksaan kolonoskopi.[13-17]
Konstipasi
Untuk tata laksana konstipasi, laktulosa dapat diberikan pada orang dewasa maupun pada anak-anak.
Dewasa
Untuk orang dewasa yang mengalami konstipasi, laktulosa diberikan dengan dosis 10–20 gram/hari peroral atau 15–30 mL larutan 3,335 gram/5 mL dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi. Dosis maksimal adalah 40 gram/hari atau 60 mL larutan 3,335 gram/5 mL per hari. Turunkan dosis setelah efek terapi didapatkan.[9]
Anak-Anak
Untuk anak-anak yang konstipasi, laktulosa diberikan dengan dosis 0,7–2 gram/kg/hari atau 1–3 mL/kg/hari peroral dalam dua dosis terbagi. Dosis maksimal adalah 40 gr/hari atau 60 mL/hari.[9]
Ensefalopati Hepatikum
Laktulosa bisa digunakan untuk profilaksis maupun terapi ensefalopati hepatikum pada orang dewasa dan anak-anak.
Dewasa
Untuk profilaksis, laktulosa diberikan 20–30 gram atau 30–45 mL peroral setiap 6-8 jam. Dalam kondisi akut, laktulosa dapat diberikan setiap 1–2 jam. Lanjutkan dengan dosis yang disesuaikan untuk target defekasi lunak sebanyak 2–3 kali/hari.
Untuk terapi secara peroral, laktulosa diberikan 20–30 gram atau 30–45 mL setiap 1 jam untuk induksi defekasi. Lalu, lanjutkan dengan dosis 20–30 gram setiap 6–8 jam setelah defekasi. Titrasi turun dosis dengan target defekasi sebanyak 2–3 kali/hari.
Untuk terapi lewat rute rektal, laktulosa diberikan 200 gram atau 300 mL, diencerkan dalam 700 mL cairan salin normal, dan diretensi selama 30–60 menit. Pemberian dapat diulang tiap 4–6 jam. Lakukan transisi perlahan menjadi rute oral sebelum pemberian rute rektal dihentikan.[2,9]
Anak-Anak
Untuk profilaksis ensefalopati hepatikum pada bayi, berikan dosis 1,7–6,67 gram/hari atau 2,5–10 mL/hari peroral dalam dosis terbagi. Titrasi turun dengan target defekasi lunak 2–3 kali/hari.
Sementara itu, untuk profilaksis ensefalopati hepatikum pada anak yang lebih tua, beri dosis 26,7–60 gram/hari atau 40–90 mL/hari peroral dalam dosis terbagi. Titrasi turun dengan target defekasi lunak 2–3 kali/hari.[2,9]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini